Bank SumselBabel pun membuktikan diri lebih tangguh. Satu-satunya wakil dari Pulau Sumatera itu menekuk Pertamina 3-0 (25-22, 32-30, 25-20) di GOR Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Minggu (7/4). Raut muka mengerut dan tegang pelatih Bank SumselBabel Mashudi pun buyar berganti senyum lega. Masih ada dua putaran lagi di babak empat besar, tetapi skuad Bank SumselBabel memiliki alasan untuk sedikit merayakan kemenangannya di lapangan.
”Yang penting lolos dulu (dari putaran penyisihan) ke babak empat besar. Setelah itu, barulah mengejar target selanjutnya, masuk final,” kata Mashudi.
Kemenangan Bank SumselBabel tidak hanya menyingkirkan Pertamina, tetapi juga memastikan Jakarta Sananta Indocement ikut lolos ke empat besar. Laga terakhir Sananta melawan Surabaya Samator tidak lagi
Seperti diduga, Sananta tampil kurang bersemangat, jauh berbeda dari saat melawan Jakarta Electric PLN sehari sebelumnya. Sebaliknya, Samator masih garang meski berada di posisi teratas. Samator menang 3-0 (25-23, 25-17, 25-21).
Ketegangan laga Bank SumselBabel versus Pertamina Energi pada pertandingan penentuan menuju empat besar itu terasa dengan begitu banyak kesalahan dibuat. Empat kali berturut-turut bola servis pemain Bank SumselBabel mengenai net. Di lain pihak, servis pemain-pemain Pertamina juga keluar lapangan.
Set pertama dan kedua berlangsung sangat ketat dan alot. Kendati kalah, Pertamina tidak buruk. Kedua tim saling susul angka dengan selisih paling banyak dua poin. Bahkan, pada set kedua, Pertamina lebih dahulu unggul.
Berbagai upaya dilakukan pelatih kedua kubu, antara lain dengan mengganti pemain, memperkuat blok, dan menguatkan servis. Satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal dan ini terjadi pada akhir set kedua ketika blok Pertamina tidak berhasil dan spiker Bank SumselBabel Agung Seganti menyarangkan spike-nya dengan baik.
Suasana berubah total pada set ketiga. Ketegangan Bank SumselBabel perlahan mengendur, dan sebaliknya Pertamina menguat. Pengumpan Pertamina Didi Irwadi mulai hilang konsentrasi dan tidak jeli lagi memberikan bola kepada para
Pemain kawakan sekelas Sudirto pun bisa panik sehingga bola yang jelas-jelas melesat keluar lapangan ia sentuh dan mati. Bola-bola cepat yang menjadi andalan Pertamina tidak tampak lagi. Pertamina mati kutu.
”Saya kemarin malam meminta masukan dari semuanya, termasuk manajemen dan pemain. Apa kesalahan kami saat main jelek di Magetan, juga kemarin (lawan BNI 46). Yang penting fokus, yang posisi 2-3-4 fokus nubruk, yang di belakang pertahanan,” ujarnya.
Penampilan apik Bank SumselBabel kemarin sangat terbantu oleh pemain asing asal Kuba, Romero Raydel dan Argilagos Sogo Yusnaikel, yang bermain prima. Raydel yang kerap angin-anginan kali ini tampil cemerlang, begitu juga Yusnaikel yang memberi banyak poin untuk tim. ”Saya tahu tim bergantung kepada saya. Kalau saya buruk, tim jadi tidak bersemangat. Saya mengakui, saya kadang main buruk. Itu karena tekanan yang tinggi. Saya pikir kami harus juara,” kata Raydel. (IVV)