Jakarta, Kompas
Ketiga rintangan itu adalah mobil yang belum pernah dicoba setelannya, mobil bersetir kiri, dan medan yang belum dikenal di kawasan Algarve, Portugal. Jika tidak segera diatasi, ketiga masalah itu berpotensi menghambat langkah Subhan.
”Saya baru akan mencoba mobil Ford Fiesta RRC (Regional Rally Car) pada Senin (7/4) mendatang. Saya harus mencoba beradaptasi dengan mobil, setir, dan survei lokasi dalam satu kesempatan sekaligus,” kata Subhan, Selasa (2/4), di Jakarta.
Menurut Subhan, dirinya belum pernah mengendarai mobil baru yang disiapkan tim M-Sport dari Inggris itu. Selain harus memahami mobil barunya, pereli berusia 26 tahun itu juga harus mempelajari setelan mobil agar dapat memberi masukan bagi tim mekaniknya.
Di sisi lain, Subhan juga harus terus melatih kemampuan memacu mobil bersetir kiri. Selama ini, Subhan menggunakan mobil bersetir kanan sehingga semua reaksi berkendaranya harus dikendalikan dengan pikiran.
”Biasanya, saya memegang setir dengan tangan kanan dan menarik tuas persneling dan rem tangan dengan tangan kiri. Kini, semuanya harus dibalik dan tidak dapat mengandalkan refleks seperti biasanya,” kata Subhan.
Kendali setir yang harus terus dikontrol pikiran, bukan motorik yang terlatih, kata Subhan, akan berdampak pada waktu yang digunakan. Subhan memperkirakan dirinya akan kehilangan sepersekian detik saat harus membelok di tikungan.
Meskipun waktu yang hilang terlihat sedikit, banyaknya jumlah tikungan dan panjangnya lintasan reli selama tiga hari membuat akumulasi waktu yang hilang tidak dapat diremehkan.
Untuk mengatasi beberapa masalah mengenai lokasi reli, pereli yang membela Bowosa Fastron Rally Team (FBRT) itu menggandeng navigator Nicola Arena dari Italia. Arena adalah navigator senior yang pernah mengikuti 300 kali perlombaan reli di seluruh dunia. Subhan adalah pereli ke-32 yang pernah di dampingi Arena.