Kemenangan itu diperoleh di GOR Ki Mageti, Magetan, Jawa Timur, Minggu (31/3). Bank Jateng menang 3-1 (26-28, 25-21, 25-23, 25-19) atas Samator yang telah mengamankan tiket babak empat besar.
Namun, ”zona nyaman” ini diperkirakan memengaruhi penampilan Samator dalam dua laga di Magetan. Sebelum ditekuk Bank Jateng, tim asuhan Pelatih Li Qiujiang itu digulung BNI 46, juga dengan skor 1-3.
Tidak terlihat adanya motivasi dan gairah dari pemain Samator untuk menang. Mereka seperti sengaja melepas pertandingan karena sudah lolos. Ketika ditanya mengenai hal ini, quicker Samator I Putu Randu Wahyu hanya tersenyum. ”Kami inginnya menang, tapi permainan tidak berkembang,” katanya.
Hanya singkat menjawab, Randu bergegas menuju bus timnya. Dua kekalahan di Magetan seperti tamparan. Tidak hanya bagi juara Proliga tiga kali itu sendiri, tetapi juga bagi publik Magetan yang sepanjang dua hari mendukung Samator. Warga mengantre membeli tiket dua jam sebelum loket dibuka. Saat Samator tampil, mereka meluber hingga sisi tepi lapangan.
”Dari awal, kami ingin menang di tiga kota Jawa Timur. Di Banyuwangi dan Gresik, kami menang. Di Magetan, kami juga ingin menang, tetapi beberapa pemain sering membuat kesalahan. Itu akan kami evaluasi,” kata Hadi Sampurno, Manajer Tim Samator.
”Di set pertama saya menghitung ada 11 poin hilang,” ujar Hadi. Samator memenangi set pertama, tetapi dengan susah payah, melewati tiga kali deuce sebelum menang 28-26.
Pada tiga set berikutnya, mereka awalnya memimpin, tetapi ceritanya selalu berulang dan sama, yaitu membuat kesalahan, terkejar, dan akhirnya kalah.
Di set kedua, misalnya, Samator terus memimpin sebelum disamakan 20-20. Setelah itu, Bank Jateng membalikkan poin dan menang 25-21. Set ketiga juga sama, hingga pemain Bank Jateng kian percaya diri. Beberapa kali smes Samator dari Samsul Kohar, Rendy Febrian, dan lain-lain bisa diblok.
Pada momen-momen kritis, saat poin imbang 20-20 atau 21-21, pemain Samator membuang percuma servis mereka. ”Situasi itu bisa membuat pemain lain down,” kata Hadi. Mental pemain Samator turun. Sebaliknya, itu menyuntikkan energi baru bagi pemain Bank Jateng.
Spike
”Kami sudah mengamati saat mereka kalah dari BNI 46. Samator sepertinya tidak tampil dalam bentuk terbaiknya,” ujar Erwin Rusni, kapten Bank Jateng. ”Kami selalu ditekankan untuk tidak membuat kesalahan. Itu kunci kemenangan kami.”
Dengan kemenangan itu, peluang Bank Jateng lolos ke empat besar belum habis. Kini, mereka mengumpulkan 11 poin dari 10 laga dan masih memiliki dua laga terakhir (melawan Jakarta BNI 46 dan Jakarta Electric PLN) di depan pendukung sendiri pada 5-7 April.
Pada laga putri, juara bertahan Jakarta Popsivo PGN berusaha mendaki ke puncak klasemen setelah memukul Jakarta BNI 46, 3-1 (24-26, 25-20, 25-23, 26-24). Popsivo kini mengumpulkan nilai 24 dari 10 laga dan berada di peringkat kedua. Mereka hanya terpaut satu poin dari pemuncak Gresik Petrokimia.