Kemenangan dengan skor 81-58 tersebut diperoleh pada hari pertama Seri V NBL 2013, yang digelar di GOR Purna Krida Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (30/3) malam.
Sejak seri pertama yang berlangsung di Bandung, Desember 2012, dilanjutkan ke Jakarta, Malang, dan kemudian di Solo, tim asuhan Rastafari Horongbala itu tercatat hanya kalah sekali, yakni pada Seri II di Jakarta, Januari. Saat itu, Aspac kalah dari Satria Muda Britama Jakarta.
Setelah kekalahan tersebut hingga saat ini, Aspac tak terkalahkan. ”Yang sulit memang mempertahankan konsistensi,” tutur Rastafari seusai pertandingan, kemarin.
Apalagi, kata mantan pelatih tim nasional bola basket Indonesia untuk beberapa SEA Games itu, semua tim tentu melakukan latihan yang sama dengan pemain Aspac.
”Selanjutnya tinggal bagaimana penampilan di lapangan. Sejauh ini, pemain yang mentalnya bagus itu ya Satria Muda. Rata-rata bermental juara, tidak pernah mau menyerah hingga akhir laga,” kata Rastafari.
Melawan Stadium, Aspac tidak langsung memperlihatkan dominasinya. Di kuarter pertama, keunggulan mereka tak terlalu jauh, 22-14. Namun, keunggulan ini terus melebar pada kuarter berikutnya. Di kuarter kedua, mereka unggul 39-23 lalu 57-42 pada kuarter berikutnya.
Pada kuarter terakhir, Wahyu Widayat Jati dan kawan-kawan semakin menunjukkan kekuatan asli mereka. Aspac meninggalkan Stadium dengan keunggulan 23 poin, 81-58.
Posisi Aspac di puncak klasemen ditempel ketat oleh Pelita Jaya Energi-MP yang pada big match menundukkan Garuda Kukar Bandung, 67-59. Dari 23 pertandingan, Pelita Jaya menang di 20 pertandingan dan menempatkannya di peringkat kedua klasemen sementara.
Pelita Jaya sebenarnya selalu dalam posisi tertinggal dalam dua kuarter pertama, yaitu 14-17 dan 29-31. Namun, perolehan 22 angka di kuarter ketiga membuat tim asuhan pelatih Nathaniel Canson ini membalikkan keadaan. Apalagi, Garuda hanya mampu menambah tujuh angka.
Keunggulan dengan skor cukup jauh pada kuarter ketiga tersebut menjadi penentu kemenangan Pelita Jaya.
Dari pertandingan sebelumnya, Satya Wacana Angsapura Salatiga menang telak, 81-54, atas NSH GMC Riau. Tri Adnyanaadi Lokatanaya, pelatih kepala NSH GMC Riau, mengakui, produktivitas timnya sangat rendah. Hal tersebut terlihat dari perolehan poin pada kuarter pertama yang hanya enam angka. Begitu juga ketika memasuki kuarter kedua. NSH GMC hanya mampu menambah 10 poin.
Permainan di kuarter ketiga sedikit lebih baik karena Max Yanto dan kawan-kawan mampu menambah 20 angka, termasuk dari lemparan tiga angka Thedy Tirtahadi dan Yunur Efendi. Pada kuarter terakhir, NSH juga tampil baik setelah Max, center dengan tinggi 2,15 meter, mulai tampil lebih percaya diri.