Sebelum pertandingan antara Aspac dan Pelita Jaya di gedung basket Senayan, Jakarta, Sabtu (12/1) malam, kedua tim sama-sama mencatatkan hasil belum pernah kalah dalam lima laga di Seri I.
Pelita Jaya menguasai pertandingan pada kuarter pertama dengan skor mutlak 30-14. Mereka membungkam Aspac melalui lemparan yang jauh lebih akurat dibandingkan dengan lawan.
Pemain Pelita Jaya yang dipoles Pelatih Nathaniel Canson membukukan 62 persen lemparan dua angka (13 dari 21), sedangkan Aspac hanya 27 persen (3 dari 11).
Aspac baru menemukan irama permainannya di kuarter kedua. Dari kondisi tertekan di kuarter pertama, tim asuhan Pelatih Rastafari Horongbala itu berhasil membuntuti Pelita Jaya walaupun Pelita Jaya unggul 39-38.
Di kuarter tersebut, Aspac menyerang balik dengan lima kali lemparan tiga angka, sementara Pelita Jaya hanya sekali. Total Aspac mencetak 24 angka di kuarter kedua, sebaliknya Pelita Jaya hanya 9 angka.
Pada kuarter ketiga Aspac harus merelakan keunggulan jadi milik Pelita Jaya. Lima kali lemparan tiga angka Aspac tak mampu menundukkan Pelita Jaya.
Situasi berubah pada kuarter keempat setelah Aspac menyamakan kedudukan menjadi 53-53. Pelita Jaya yang menguasai kuarter pertama sampai ketiga berubah tak berdaya dan harus bertekuk lutut.
Asisten pelatih Aspac, Antonius Joko, menuturkan, mereka kurang bagus sejak pertandingan dimulai. Pertahanan Aspac juga kurang bagus sehingga lawan leluasa menembusnya.
”Pertahanan kami perbaiki pada kuarter kedua dan berhasil dengan baik. Setelah pertahanan membaik, serangan menjadi tajam. Sedikit demi sedikit kami bisa menyusul,” kata Antonius.
Menurut Nathaniel Canson, pada awal pertandingan, timnya bermain dengan nyaman tanpa mengubah tempo permainan. Namun, Pelita Jaya yang semula unggul berbalik menjadi terancam. ”Saat lawan mengejar, kami tidak bisa mengatur strategi. Kami seperti kehabisan akal,” katanya.
Hasil pertandingan lain, kemarin, duel dua tim Sumatera, yaitu Hangtuah Sumsel IM melawan NSH GMC Riau, dimenangi oleh Hangtuah dengan skor mencolok, 71-48. Kemampuan kedua tim masih seimbang pada kuarter pertama. Namun, Hangtuah mengamuk pada kuarter kedua, melesat meninggalkan NSH GMC.
Pada kuarter ketiga, NSH GMC mencoba mengembalikan keperkasaannya. Upaya NSH GMC membuahkan hasil dengan keunggulan 1,5 bola di kuarter ketiga, 17-14. Akan tetapi, di kuarter keempat, Hangtuah menyudahi perlawanan NSH GMC dengan telak.
Pada laga lain, Stadium Jakarta meraup sukses dengan membungkam Satya Wacana LBC Angsapura Salatiga, 76-63. Kemampuan kedua tim setara meskipun Stadium mendikte jalannya pertandingan sejak kuarter pertama sampai kuarter terakhir.
Guard Stadium, Merio Ferdiansyah, yang Jumat lalu mendapat sertifikat sebagai pemain NBL Indonesia pertama yang mencetak 1.000 angka, kemarin kembali membuktikan kemampuannya dengan mengoleksi 24 angka.