Musim lalu, performa Dovizioso tak terlalu mengecewakan. Tampil membawa bendera tim satelit Yamaha Tech3, dia lima kali naik podium.
”Dovi adalah pebalap yang sangat fantastis bagi kami sebab ia mampu memberikan posisi finis podium. Padahal, kita tahu, finis di podium bukan perkara mudah bagi pebalap tim satelit. Ia pebalap yang memberikan optimisme besar kepada tim. Sebab, sejak pertama kali bergabung, ia selalu yakin bisa meraih posisi finis di podium,” kata bos tim Yamaha Tech3, Herve Poncharal, seperti dikutip Autosport.
Poncharal menambahkan, Dovizioso juga selalu optimistis bahwa dia bakal kembali memperkuat tim pabrikan. ”Ucapannya itu terwujud dan direkrut oleh tim Ducati. Ketika meninggalkan kami, Dovi mengungkapkan bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk memperbaiki kembali garis nasibnya. Sebenarnya kami sedih, tetapi kami juga senang karena bisa jadi bagian mengantarnya ke tim pabrikan,” tuturnya.
Sebelum membela tim Yamaha Tech3, Dovizioso sebenarnya juga sudah menunggangi motor pabrikan Repsol Honda. Namun, perannya saat itu sebagai pelapis Dani Pedrosa.
Di tim Ducati, Dovizioso akan berpartner dengan mantan pebalap Repsol Honda, Nicky Hayden. Dukungan besar dari Audi sebagai pemilik baru perusahaan Ducati menciptakan keyakinan yang lebih besar. Dukungan ini memperbesar semangat Dovizioso untuk membuktikan performanya musim depan.
Masuknya Dovizioso ke tim Ducati juga tak lepas dari kepindahan Valentino Rossi ke tim Yamaha. Buat Rossi, ini kesempatan untuk mengembalikan kejayaan setelah terpuruk selama dua tahun bersama tim Ducati.
Namun, kembalinya Rossi ke Yamaha bukan tidak menimbulkan potensi masalah. Rivalitas lama ”The Doctor” dengan juara dunia Jorge Lorenzo ibarat bara dalam sekam.
Keduanya memang telah menyatakan, masalah lama seperti pembatasan akses data dan teknis untuk masing-masing kru tidak akan ada lagi. Rossi bahkan menegaskan hal itu takkan terjadi lagi sebab sekarang ia sadar akan posisinya.
Namun, legenda MotoGP, Giacomo Agostini, menganggap hubungan harmonis Lorenzo dan Rossi takkan terjadi sepanjang musim. Juara dunia 15 kali di balap motor Grand Prix itu mengumpamakan, Lorenzo dan Rossi adalah dua ayam jantan yang siap mempertaruhkan kehormatan masing-masing.
”Memang Lorenzo dan Rossi sudah lebih dewasa menanggapi hal yang terjadi pada masa lalu saat mereka berada dalam satu tim. Namun, rasanya mustahil bagi mereka menjalani musim penuh sebagai teman sejati. Ketika Anda mempunyai dua ayam jantan siap tarung dalam satu atap, dipastikan salah satu di antaranya bakal membuktikan lebih jantan dari yang lain,” tutur Agostini.
”Saya sudah mengalaminya dengan Mike Hailwood, Phil Read, dan Angelo Bergamonti. Hal yang ada dalam pikiran saya adalah mengalahkan siapa pun yang menggunakan motor sama dengan saya. Sebab, dengan cara itulah kita bisa membuktikan siapa yang terkuat,” ungkapnya.
Rossi sendiri menargetkan kembali meraih kemenangan dan membuktikan masih punya kesempatan untuk menang. Bisa dipastikan bakal ada pertarungan alot di sana.