Vientiane, Kompas
Setelah sejak hari pertama berada di posisi kelima, Indonesia akhirnya berhasil menduduki posisi keempat. Pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) ASEAN ke-15 tahun lalu di Chiang Mai, Thailand, posisi Indonesia sejak awal kuat di posisi kedua. ”Sekarang kita beda tipis dengan tuan rumah dan Thailand. Ini mengkhawatirkan. Tapi, masih ada harapan pada voli putri dan basket yang tanding nanti malam,” kata Ketua Delegasi Indonesia Mulyana di sela-sela pertandingan final bulu tangkis, Rabu siang.
Tahun ini tim Indonesia menargetkan 150 medali. Namun, Mulyana memperkirakan Indonesia hanya bisa mengumpulkan sekitar 140 medali. Penyumbang medali terbanyak berasal dari cabang olahraga air (renang dan loncat indah) dengan 38 medali. Atletik menyumbang 24 medali, pencak silat 17 medali, karate 15 medali, dan wushu 10 medali. Indonesia kali ini absen pada cabang tenis meja, sepak bola, dan beladiri Muay.
Sebanyak 174 atlet mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bertanding pada 14 dari 17 cabang (230 nomor) yang dipertandingkan. Ada beberapa atlet nasional penyumbang medali SEA Games yang ikut bertanding seperti Maria Natalia Londa, Agus Prayoga, Sarah Vi, dan Triyaningsih.
Karate menjadi cabang olahraga pertama yang berhasil mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang yang berlangsung 12-20 Desember 2012 di Vientiane, Laos, ini.
Pelatih cabang atletik, Subagiyo, menjelaskan, pada umumnya semua atlet Indonesia masih dalam masa transisi dari PON. Banyak atlet yang sedang istirahat, libur, dan belum masuk program pelatihan. Akibatnya, kondisi atlet masih jauh dari kemampuan optimal untuk kompetisi. ”Negara lain menyiapkan diri dengan kamp pelatihan selama enam bulan,” ujarnya.
(LUKI AULIA, dari Vientiane, Laos)