JAKARTA, Kompas.com - Petenis Wisnu Adi Nugroho yang berhasil menyumbang dua emas bagi Jawa Tengah pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau September lalu, mengaku belum menerima bonus seperti yang dijanjikan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Tengah.
"Saya sudah tanya pengurusnya, tetapi tidak jelas, tidak ada kabar kapan keluar bonusnya," ujar Wisnu yang ditemui usai latihan persiapan turnamen Indonesia F3 Futures PGN International Tennis Tournament di Lapangan Tenis Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu (25/11/2012).
Wisnu yang menyumbang dua emas bagi Jawa Tengah pada nomor tunggal putra dan tim beregu putra itu seharusnya menerima bonus sebesar Rp 300 juta sebagaimana yang dijanjikan KONI Jawa Tengah, yang akan memberikan bonus sebesar Rp 150 juta untuk setiap perolehan medali emas.
Ia membawa kemenangan untuk Jawa Tengah setelah menghadang tim beregu putra dari tuan rumah, Riau, dan kembali mempersembahkan emas keduanya setelah mengalahkan petenis tuan rumah, David Agung Santoso, pada final tunggal putra.
"KONI Jawa Tengah bilang saya disuruh melakukan kewajiban sebelum menuntut hak. Sekarang saya sudah memenuhi kewajiban tetapi hak saya mana," ujar Wisnu yang sudah berusaha menghubungi Ketua Umum KONI Jawa Tengah, Sukahar, namun tidak mendapat jawaban.
Nama petenis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut melejit setelah menjadi penyelamat tim Piala Davis Indonesia lewat penampilannya yang luar biasa saat menaklukan tunggal kedua Thailand, Kittipong Wachiramanowong, pada babak kedua Grup II zona Asia-Oceania, kejuaraan tenis beregu Piala Davis, di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, April lalu. Tim Piala Davis Indonesia akhirnya melenggang ke babak selanjutnya menghadapi Filipina yang mengalahkan Pakistan.
Tim Indonesia pun kemudian menghadang Filipina dan maju ke pertandingan play-off ke Grup I Asia Oceania. Namun, Wisnu tidak dapat memperkuat timnya saat menghadapi Filipina karena berbenturan dengan jadwal pertandingan PON.
Wisnu pun sempat dilirik daerah lain sebelum ajang PON berlangsung untuk membela daerah tersebut dengan iming-iming bonus dan dana pembinaan yang jauh lebih besar. Tetapi ia tetap memilih untuk membela Jawa tengah karena merupakan daerah kelahirannya.
"Saya tidak enak sama Jawa Tengah, orangtua juga tinggal di Jawa Tengah, saya besar di sana," kata petenis berusia 18 tahun itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.