Sebanyak tujuh petinju muda saat ini terus menjalani persiapan akhir di kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Menurut rencana, mereka berangkat ke Yerevan, kota tuan rumah 2012 International Boxing Association (AIBA) Youth World Boxing Championships pada 21 November mendatang.
”Persiapannya sudah cukup matang. Mungkin hanya tinggal sentuhan terakhir saja,” kata John Amanupunyo, koordinator bidang kepelatihan Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) di Jakarta, Selasa (6/11).
Ditegaskan, kondisi ketujuh petinju prima. Mereka akan berlaga pada tujuh dari 11 kelas yang dipertandingkan, yaitu di kelas 49 kilogram, 52 kg, 56 kg, 60 kg, 64 kg, 69 kg, dan 75 kg. Kejuaraan Dunia petinju muda AIBA 2012 akan berlangsung pada 25 November hingga 8 Desember.
John mengatakan, daya tahan, yang selama ini menjadi salah satu faktor kelemahan petinju Indonesia, sudah tak terlihat lagi. Daya tahan atau endurance menjadi salah satu hal yang paling dicermati tim pelatih karena menjadi fondasi dasar bagi petinju untuk bisa memenangi pertarungan. ”Pergerakan tubuh (body movement), pukulan
Namun, menurut John, tim pelatih tak banyak mengutak-atik fisik karena sejak awal, salah satu kriteria penilaian agar bisa tergabung dengan tim ini adalah fisik yang prima.
”Kami terus mengasah kemampuan teknik hingga mental. Kami poles,” katanya.
John mengatakan, permasalahan yang dihadapi petinju Indonesia sebenarnya adalah rendahnya pengalaman di pertandingan dengan kualitas yang baik. Tak banyaknya turnamen menjadi salah satu kendala.
”Di luar negeri, petinju amatir bisa berlaga hingga 25 kali, bahkan lebih, dalam setahun. Di negeri kita, maksimal 10 kali, termasuk mungkin dalam pekan olahraga nasional. Selebihnya, belum,” katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal PP Pertina Martinez dos Santos mengatakan, untuk menambah pengalaman tanding petinju muda, pihaknya sedang mendekati Satlak Prima Pratama untuk mau membiayai uji coba ke luar negeri.