Jakarta, kompas
Wakil Sekretaris Jenderal PP Pertina Martinez dos Santos saat ditemui di Jakarta, Senin (5/11), mengatakan, tim pelatih akan mengeluarkan laporan awal pelaksanaan pelatnas seusai kejuaraan itu dilangsungkan.
Dia menjelaskan, sesuai dengan ketentuan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Utama-Muda, pelatnas yang berlangsung sejak 1 Oktober 2012 diisi oleh 200 persen jumlah atlet yang akan berlaga pada SEA Games 2013. Tiga bulan kemudian, yaitu pada 1 Januari, Satlak Prima Utama-Muda menginginkan adanya penyusutan jumlah anggota tim pelatnas menjadi 150 persen.
Martinez menerangkan, untuk tahap awal, PP Pertina telah memanggil 28 petinju, terdiri dari 16 petinju putra dan 12 petinju putri, untuk mengisi formasi 200 persen. Para petinju yang terpanggil kini tengah menjalani pemusatan latihan di kawasan Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Ada 14 kelas di cabang tinju yang akan diikuti oleh para petinju Indonesia, yaitu delapan kelas di bagian putra dan enam kelas di bagian putri. Setiap kelas hanya akan diikuti oleh satu petinju terbaik hasil seleksi.
Kini, menurut koordinator pelatih PP Pertina, John Amanupunyo, hampir semua petinju pelatnas sudah bergabung di pelatnas. Beberapa petinju yang masih belum bergabung, menurut John, diharapkan segera menyusul.
John menjelaskan, untuk saat ini, persiapan yang dilakukan oleh para petinju pelatnas masih sangat umum, terutama menjaga kebugaran fisik dan kembali mengasah kemampuan teknik.
Untuk memantapkan persiapan para petinju pelatnas menjelang Sarung Tinju Emas (STE) 2012 di Makassar, John mengatakan, mereka akan berangkat lebih awal.
Ronny Sigarlaki, salah seorang pelatih, mengatakan, untuk tahap awal, yang ingin dilihat dari para petinju pelatnas adalah kemampuan teknik individu dan mental bertanding di atas ring. Seusai kejuaraan itu, diharapkan para petinju kembali berlatih dan beberapa kali beruji coba sebelum berlaga di SEA Games Myanmar 2013.
Dalam kesempatan yang sama, Ronny menjelaskan, PP Pertina telah mengembalikan dua petinju, yaitu Matias Mandiangan (60 kilogram) dari Sulawesi Utara dan Musa Cahayadi (49 kilogram) dari Jawa Tengah, karena sakit.