”Kemenangan ini sangat penting sebelum saya pensiun. Bagaikan cerita dongeng, saya merebut kemenangan keenam secara berturut-turut di tanah air saya,” kata Stoner di hadapan ribuan penonton yang mengelu-elukan namanya.
Menurut Stoner, dia sangat termotivasi untuk merebut kemenangan karena waktunya di MotoGP kian singkat. Apalagi setelah Stoner terpaksa absen selama tiga seri untuk menjalani masa penyembuhan pascaoperasi pergelangan kaki kanan.
Setelah kembali berlomba, Stoner hanya menempati posisi kelima di Jepang, naik menjadi ketiga di Malaysia, dan kini menjadi juara.
”Saya terkejut setelah melihat banyaknya penonton yang hadir di sini. Saya tahu mereka hadir untuk menonton saya berlomba. Hal itu memberi saya semangat untuk menang dan sebagai orang Australia, saya memberi mereka kebanggaan,” kata Stoner.
Kemenangan Stoner sangat fenomenal karena tidak ada pebalap yang mampu menjadi juara di suatu sirkuit sampai enam kali berturut-turut. Namun, kemenangan itu dapat diduga sebelumnya karena Stoner selalu tampil dominan sejak latihan bebas pertama sampai babak kualifikasi dengan selisih lebih dari setengah detik dari rival terdekatnya.
Sirkuit Phillip Island yang penuh tikungan sulit dan kontur tanah yang naik turun sangat sesuai dengan karakter balap Stoner. Pebalap berusia 27 tahun itu mampu mengubah posisi badan dalam waktu singkat serta melintasi sirkuit secara efektif dan sangat cepat.
Stoner yang start di posisi terdepan langsung tertinggal dari Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa yang start di posisi kedua dan ketiga. Lorenzo memimpin lomba selepas tikungan pertama dan Pedrosa menyalip Stoner di tikungan ketiga.
Namun, Stoner memacu sepeda motornya dengan sangat cepat dan efektif sehingga mampu menyalip Lorenzo dan mengejar Pedrosa. Di satu tikungan besar, Pedrosa terlalu melebar dan Stoner pun masuk dari sisi dalam.
Lorenzo mengikuti Stoner untuk menyalip Pedrosa. Pedrosa yang tidak ingin disalip Lorenzo berusaha masuk lagi ke sisi dalam tikungan, tetapi malah terpeleset dan terjatuh.
Sepeda motornya berputar dan menuju ke tepi lintasan. Pedrosa beruntung terseret motornya menjauh dari jalur pebalap di belakangnya sehingga tak terlindas atau tertabrak pebalap lain.
Pedrosa mengatakan, sepeda motornya mengalami masalah getaran dan kehilangan kendali di bagian depan. Ban yang belum panas diduga menyebabkan daya lekat berkurang dan motor menjadi tidak stabil.
Pedrosa gagal melanjutkan lomba dan kehilangan poin penting untuk memperebutkan gelar juara dunia. Kesialan Pedrosa menjadi keuntungan bagi Lorenzo karena pebalap tim Yamaha itu memastikan gelar juara dunia jatuh ke tangannya.
”Saya tidak menyesal, tetapi sedih dengan hasil ini. Saya sudah melakukan yang harus saya lakukan sepanjang musim ini untuk menjadi juara dunia. Ini adalah momen terdekat untuk menjadi juara dunia, tetapi saya kembali gagal mendapatkan gelar itu,” kata Pedrosa kecewa.
Stoner langsung melaju meninggalkan Lorenzo di posisi kedua. Lorenzo yang mengetahui Pedrosa terjatuh langsung menjaga jarak dari Cal Crutchlow di urutan ketiga, tetapi tidak berusaha mengejar Stoner.
Pertarungan ketat terjadi untuk memperebutkan posisi keempat antara Andrea Dovizioso, Alvaro Bautista, dan Stefan Bradl. Ketiganya saling mengalahkan di tikungan dan di lintasan lurus.
Sampai garis finis, Lorenzo berada di posisi kedua, di belakangnya Crutchlow. Sementara Dovizioso memenangi persaingan dan finis di posisi keempat, diikuti Bautista dan Bradl di posisi kelima dan keenam. (AP/AFP/ECA)