Pekanbaru, Kompas -
Demikian penjelasan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng di
”Setelah PON Riau 2012 ini, saya akan bertemu dengan pengurus KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), KOI (Komite Olimpiade Indonesia), dan pengurus besar olahraga untuk penyederhanaan cabang olahraga pada PON mendatang. Kelak, pada PON hanya ada pertandingan cabang olahraga yang ada di tingkat SEA Games, Asian Games, dan olimpiade. Cabang-cabang lain dilaksanakan dalam ajang tunggal agar fokus PON lebih jelas,” kata Andi.
Menurut dia, pelaksanaan PON di dua provinsi kini terkendala peraturan pemerintah yang menetapkan pelaksanaan PON di satu provinsi. Namun, kelak aturan tersebut dapat diubah. Alasannya, dalam penyelenggaraan multicabang, tuan rumah kerap mengalami kendala dalam menyiapkan sarana dan prasarana pertandingan.
”Piala Dunia dan Piala Eropa sepak bola terlaksana di dua negara. Olimpiade masih di satu negara. Namun, kami akan memikirkan usul penyelenggaraan PON di dua daerah,” kata Andi.
Andi mengatakan, dua provinsi yang berdekatan nantinya dapat menjadi tuan rumah bersama, misalnya Sumatera Barat dan Jambi, Sulawesi Utara dan Gorontalo, atau Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, Gamawan Fauzi mengatakan, menjadi tuan rumah PON jelas sangat membebani keuangan daerah. Tuan rumah pasti akan memaksakan pengeluaran anggaran daerah yang lebih terfokus untuk membangun arena pertandingan. Pada empat tahun menjelang PON, daerah mengambil APBD secara tahun jamak untuk kegiatan olahraga sehingga dampaknya mengurangi anggaran pembangunan bidang lain.
”Perlu keberanian dan perjuangan keras untuk dapat membangun 54
EE Mengindaan menyatakan, melihat kondisi Riau membangun arena PON, hal itu patut mendapat apresiasi. Pencapaian ini sungguh merupakan hasil kerja keras nan luar biasa berat. Apa yang dikerjakan Riau sekarang belum tentu dapat dilakukan oleh daerah lain.
”Apa pun kekurangan yang ada sekarang, saya tetap memuji Riau mampu menjadi tuan rumah PON,” ujar Mangindaan.
Agung Laksono menambahkan, semua arena pertandingan dapat digunakan untuk semua cabang olahraga. ”Saya tidak setuju apabila ada yang menyebutkan pelaksanaan PON ini dipaksakan. PON Riau tetap dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Yang penting, kondisi kekurangan yang ada sekarang tidak memengaruhi semangat bertanding atlet,” kata Agung.
Mengenai arena olahraga yang terbengkalai di banyak daerah setelah pelaksanaan multicabang, Andi mengatakan, pemerintah memiliki beberapa program. Untuk gelanggang olahraga di Jakabaring, Palembang; Stadion Palaran, Samarinda; dan eks PON Riau akan dibangun sekolah olahraga dan institut olahraga di lokasi tersebut. Khusus untuk Riau yang memiliki sekolah olahraga, status sekolah itu akan ditingkatkan menjadi institut olahraga.
”Nanti, stadion dan fasilitas olahraga yang sudah dibangun dipakai siswa-siswa sekolah atau institut olahraga,” ujarnya.