Pertandingan lima set yang emosional antara Murray dan Novak Djokovic di Flushing Meadows, New York, AS, Senin (10/9), tak kalah berwarna dibandingkan sinetron yang mengguncang sekalipun. Ketika set kelima berakhir dengan skor 6-2, berakhir pulalah erangan, lenguhan, tepukan tangan ke paha, kepalan tangan, seringai geram, dan langkah kaki setengah pincang khas Murray.
Murray mengakhiri penantian panjang Inggris Raya. Ia menjadi petenis putra Inggris Raya pertama yang memenangi
Tujuh puluh enam tahun lalu, Perry masih memainkan raket dari kayu dan mengenakan celana panjang putih. Kerap muncul pertanyaan sekaligus ledekan, hanya sebatas itukah kemampuan petenis Inggris Raya? Kini, kelakar itu tak lucu lagi.
”Saya sering ditanya, kapan bisa memenangi
”Saya harap kemenangan ini bisa menginspirasi anak-anak (Inggris Raya) untuk bermain tenis. Semoga titel saya ini bisa menghalau anggapan, pemain tenis di Inggris Raya itu seperti orang sesak napas, tak bisa bermain, atau anggapan tenis bukan olahraga yang bagus,” ungkapnya.
Kemenangan Murray ini bukan main. Ia menumbangkan juara bertahan yang sepanjang turnamen tampil dominan. Murray menitikkan sedikit air mata, barangkali hanya beberapa tetes karena itulah yang tersisa setelah penantian sekian lama.
Ia pernah berharap bisa meraih titel pada Australia Terbuka 2010, tetapi kandas oleh Roger Federer. Ia terisak-isak. Ia gagal lagi pada Australia Terbuka 2011.
Ia kembali membangun mimpi bisa menang dalam Wimbledon beberapa bulan lalu, tetapi Murray tak kuasa menahan air mata yang berderai saat Federer melumat mimpinya. Saat perburuan berikutnya di AS Terbuka, ia tak mengemas harapan besar.
”Ya, saya sedikit menangis di lapangan. Saya sebelumnya merasa agak tak yakin sebab saat saya berada di posisi ini (final) beberapa kali sebelumnya, ternyata tidak menang. Apakah mungkin itu terjadi? Saat hal itu terjadi (menang), saya merasa meluap-luap,” tutur Murray.
Tekad kuat setelah berkali-kali kecewa melecut Murray. Setelah memenangi Olimpiade London 2012, ia merasa kinilah saatnya mengangkat trofi turnamen utama terakhir tahun ini. Sebelum menatap Djokovic di lapangan, ia duduk di ruang ganti, masih menyisakan keragu-raguan.
”Saya membatin, jika gagal, saya akan menjadi orang pertama yang kalah setelah lima kali menjadi finalis (
Beberapa kali dalam sesi wawancara Murray menyatakan ia makin dewasa dari waktu ke waktu. Tahun ini, dengan arahan pelatih barunya, Ivan Lendl (juara AS Terbuka 1985-1987), ia mulai memainkan gaya lebih variatif dan berbeda. Dari segi perilaku dan mental, ia juga merasa jauh lebih tenang.
Pengalaman telah membangun kedewasaan. Murray masih berusia sembilan tahun ketika harus menyaksikan orangtuanya bercerai. Ia masih bocah sekolah dasar di Dunblane, ketika seorang penganggur bernama Thomas Hamilton menodongkan
Murray meringkuk di bawah bangku sewaktu Hamilton membunuh 16 anak dan seorang guru dalam peristiwa yang dikenal dengan ”pembunuhan massal sekolah Dunblane”. Ia belum ditakdirkan tewas, Hamilton membunuh dirinya sendiri.
Murray enggan membicarakan peristiwa itu ketika wartawan ingin mengulik lagi bagaimana perasaannya waktu itu. Ia berkilah masih terlalu kecil untuk mengingat setiap detail peristiwa tersebut.
Ia membuang semua pengalaman buruknya di Glasgow bersamaan dengan hijrahnya ke Barcelona saat berusia 15 tahun. Sejak itu, ia mantap menjadi petenis dan bukan pemain sepak bola seperti yang ditawarkan sebuah klub.
Murray berada pada peringkat ke-407 dunia pada 2005. Namun, tujuh tahun kemudian, posisinya hanya di bawah Federer dan Djokovic, dua petenis yang dia kagumi.
Murray kini nyaris sama seperti pelatihnya, Lendl, yang juga memenangi
Setelah semua pencapaian ini, apakah kini Murray merasa menjadi pemain terbaik tahun ini? ”Tidak,” jawabnya.
Memenangi olimpiade dan AS Terbuka tak lantas membuatnya menjadi yang terbaik. Bagi Murray, Federer dan Djokovic, juga Rafael Nadal, masih belum bisa ia gantikan.
”Turnamen tenis bukan hanya
Jika berada pada zaman yang berbeda, Murray mungkin bisa menjuarai lebih banyak turnamen.
”Akan tetapi, itu tidak akan membuat saya menjadi petenis yang andal. Saya senang menjadi bagian dari
***
ANDY MURRAY
• Lahir: Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, 15 Mei 1987