Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryadi: Ketum PBSI Berikutnya Tidak Harus dari TNI

Kompas.com - 03/09/2012, 23:20 WIB
Gatot Widakdo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PB PBSI periode 1993-1997, Suryadi, mengingatkan, bulu tangkis Indonesia tidak akan mungkin maju jika pada pemilihan ketua umum dalam musyawarah nasional di Yogyakarta, 20-22 September 2012, diwarnai politik uang.

"Tanggung jawab besar ada pada setiap pengprov untuk menentukan masa depan bulu tangkis Indonesia. Karena itu, mereka harus melihat kepentingan yang lebih besar daripada sekadar menerima uang atau dijanjikan mendapatkan sesuatu dari salah satu calon yang maju," tutur Suryadi di Jakarta, Senin (3/9/2012).

Pensiunan TNI bintang tiga itu menambahkan, tantangan PBSI ke depan sangat berat. Karena itu, dibutuhkan pemimpin yang cakap, tegas, taktis, dan profesional.

"Tidak harus dari TNI. Siapa pun bisa menjadi ketua umum, yang penting kompeten dan sangat paham menjalankan organisasi. Para calon juga tidak perlu sungkan atau malu jika nanti harus bersaing dengan calon dari TNI atau Polri dalam munas. Yang dibutuhkan adalah orang yang bisa mengangkat kembali bulu tangkis Indonesia," papar Suryadi.

"Pemimpin yang baik adalah orang yang bisa melihat kondisi lingkungannya dengan baik. Dia mau melihat orang-orang yang dipimpinnya sehingga dia tahu benar kondisi sebenarnya," ungkap Suryadi.

Selain itu, pemimpin juga wajib mendengar kritik atau saran, baik dari lingkungan yang dipimpinnya maupun dari pihak luar yang menaruh perhatian. Kritik ini penting demi perbaikan.

"Pemimpin juga harus konsisten dan berkomitmen dengan ucapannya. Dia harus bisa mengucapkan keadilan. Yang tak kalah penting, pemimpin juga harus mau mencium hal yang baik atau yang buruk tentang lingkungannya," ujar Suryadi.

Mengenai prestasi bulu tangkis saat ini, Suryadi mengatakan sangat prihatin dan berharap ada pembelajaran untuk perbaikan. Karena itu, pengurus lama harus memaparkan pertanggungjawaban terhadap pencapaian dan kegagalannya.

"Ukuran berhasil atau tidak bisa dilihat dari pencapaian target dan program yang dicanangkan sebelumnya. Kegagalan di Olimpiade London 2012 tentu juga harus dipertanggungjawabkan karena untuk pertama kalinya Indonesia gagal meraih medali dan mempertahankan tradisi emas yang sudah berlangsung sejak 1992," kata Suryadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Internasional
Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Timnas Indonesia
Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Liga Indonesia
Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Liga Lain
Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com