Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Menembak Terancam Tak Diakui

Kompas.com - 01/09/2012, 05:44 WIB

jakarta, kompas - Pemecahan rekor menembak di ajang Pekan Olahraga Nasional XVIII/2012 di Riau terancam tidak diakui oleh Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF). Hal itu didasarkan pada kesimpulan delegasi teknis bahwa arena menembak tak layak untuk lomba.

Delegasi teknis cabang menembak, Sita Razni, Jumat (31/8), menegaskan, arena menembak PON XVIII/2012 di Pekanbaru, Riau, dari segi teknis tidak layak. ”Tanggal 18 Agustus 2012 saya nyatakan arena tidak layak. Sekarang sudah ada perkembangan, tapi masih tak layak karena belum diuji. Tanggal 5 September 2012, arena harus bisa dipakai meski tidak layak,” katanya.

Menurut Sita, dampak dari arena yang tidak diuji adalah pemecahan rekor dalam PON Riau tak diakui oleh ISSF. Seharusnya arena menembak sudah diuji satu bulan sebelum pertandingan. Namun, atas desakan dan jaminan banyak pihak bahwa syarat minimal akan terpenuhi, cabang olimpiade itu tetap dilombakan.

Sita melanjutkan, atlet yang akan merasakan dampak terbesar akibat pemecahan rekor tidak diakui. Atlet sudah berlatih keras agar bisa berprestasi, ternyata rekor PON terancam tidak diakui.

Wakil Ketua Umum dan Ketua Harian Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Anthony Sunarjo mengungkapkan, jika mau rekor PON diakui secara internasional, arena menembak harus pindah ke Jakarta, Palembang, atau Balikpapan yang memiliki arena standar.

”Arena harus menjalani uji coba pertandingan (test event) dan pemeriksaan berkali-kali sebelum dinyatakan layak. Delegasi teknis tidak mungkin menyatakan arena layak kalau kenyataannya tidak layak. Memang begitu peraturan ISSF,” ujarnya.

Mendukung PON

Masalah pemecahan rekor PON yang terancam tidak diakui juga mengemuka dalam silaturahim KONI provinsi se-Indonesia di Jakarta, kemarin. Pertemuan dihadiri pengurus KONI dari 13 provinsi yang intinya mendukung penyelenggaraan PON Riau.

Ketua Harian KONI DKI Jakarta Eddy Widodo mengungkapkan, jika rekor PON tidak diakui secara internasional, dia tetap berharap ada rekor internasional yang terlampaui di pekan olahraga itu. ”Ada federasi yang berhak menentukan pemecahan rekor, tugas kami mencatat rekor yang terlampaui,” katanya.

Eddy menuturkan, ketidaksempurnaan arena PON harus dihapus dengan menjunjung sportivitas dalam pertandingan. Juri, wasit, dan dewan hakim adalah komponen utama dalam menjaga sportivitas. (WAD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com