Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Alasan Rossi Tinggalkan Ducati dan Kembali ke Yamaha

Kompas.com - 17/08/2012, 14:49 WIB

INDIANAPOLIS, Kompas.com - Valentino Rossi sudah berkali-kali mengungkapkan kekecewaannya terhadap Ducati, yang tak kunjung kompetitif, sehingga dia gagal meraih kesuksesan. Puncak dari kekesalannya, juara dunia tujuh kali MotoGP ini akhirnya memutuskan untuk kembali bergabung dengan Yamaha pada musim 2013 nanti.

Bagi Rossi, 27 balapan dan hanya dua kali naik podium tanpa sekalipun meraih kemenangan, merupakan pencapaian yang sangat buruk sepanjang kariernya di arena balap motor. Tak ingin terus terpuruk, "The Doctor" membuat keputusan untuk meninggalkan Ducati.

Pernyataan resmi yang mengonfirmasi hal tersebut, baik dari Ducati maupun Yamaha, sudah dilontarkan akhir pekan lalu. Rossi sudah sepakat untuk menandatangani kontrak berdurasi dua tahun dengan tim Jepang tersebut.

Rossi sendiri telah memberitahukan kepada publik mengenai kekecewaannya terhadap Ducati, sehingga memilih pindah ke Yamaha, meskipun hanya melalui Twitter. Kini, pebalap Italia tersebut untuk pertama kalinya berbicara secara langsung pada Kamis (16/8/2012), jelang GP Indianapolis akhir pekan ini.

"Setelah Laguna dan liburan musim panas, saya memiliki cukup waktu untuk berpikir lebih dalam lagi mengenai masa depanku," ujar Rossi mengawali pembicaraannya. "Anda tahu, ini cukup disayangkan bagiku dan Ducati dan semua fans, terutama bagi semua yang bekerja bersamaku dalam proyek ini, karena saya ingin berusaha menjadi kompetitif.

"Pebalap Italia dengan motor Italia, tetapi sayang, tidak terjadi. Dua musim ini sangat sulit, dan kami sangat kesulitan. Sayang sekali, kami tidak mampu meningkatkan kecepatan, performa, dan bertarung untuk posisi yang bagus, untuk posisi depan.

"Jadi, saya membuat keputusan untuk sejumlah alasan ini, dan pilihanku ini (Yamaha) karena saya berusaha memahami yang mana motor terbaik, yang lebih kompetitif untuk dua tahun ke depan, yang mungkin sampai akhir karierku, atau merupakan bagian terakhir, dan inilah pilihannya.

"Ini sangat disayangkan. Saya sangat sedih, juga, karena di Ducati saya menemukan banyak orang baik. Kami mengalami waktu yang menyenangkan secara bersama-sama. Kami berusaha semaksimal mungkin, tetapi kami tak mampu meraih hasil bagus. Jadi, inilah yang menjadi perbedaan."

Rossi tak menampil jika dikatakan bahwa keputusannya bergabung dengan Ducati menjadi pengalaman paling buruk. Diakuinya, selama dua musim bersama tim yang bermarkas di Bologna tersebut, dia mengalami kesulitan yang sangat besar.

"Saya tidak bisa mengatakan tidak. Maksudku, anda bisa menggunakan kata apapun yang anda lebih suka. Sangat, sangat sulit. Tak benar bahwa kami tidak berusaha. Kami berusaha secara maksimal. Tetapi, saya tidak pernah bisa cepat dengan Ducati, dan ini merupakan hal yang sangat disayangkan, hal yang sangat buruk, terutama bagiku dan timku."

Peraih sembilan gelar juara dunia grand prix ini pun menolak kesan imajinatif bahwa beberapa kesulitannya di Ducati disebabkan oleh kurangnya pengembangan secara teknis oleh mantan pebalap -- dan satu-satunya juara dunia bersama Ducati -- Casey Stoner.

"Saya tidak pernah mengatakan ini," tegas Rossi.

Malahan, Rossi memberikan indikasi bahwa hanya "masalah" Stoner yang membuat Desmosedici tampak lebih baik dibandingkan sekarang. Jadi, masalah itu justru hal yang positif, yakni bahwa Stoner sangat cepat dengan motor ini, sehingga dia membuat keputusan untuk bergabung pada akhir musim 2010.

"Tetapi, anda tahu, realitanya adalah saya tidak pernah cepat dengan motor ini dari pertama kali tes hingga sekarang. Sayangnya, bersama dengan Ducati kami tidak bisa memperbaiki motor dan mengatasi masalah yang dialami."

Lantas, apakah dengan keputusannya pindah ke Yamaha ini Rossi bakal kembali menjadi juara dunia? Pebalap yang sukses merengkuh 105 kemenangan sejak debutnya di kelas 125 cc pada 1996 ini tak menjawabnya secara pasti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Liga Indonesia
Hasil Thomas Cup 2024, Anthony Sinisuka Ginting Menang

Hasil Thomas Cup 2024, Anthony Sinisuka Ginting Menang

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com