Empat tahun lalu di Olimpiade Beijing 2008, Ika Yuliana Rochmawati berduet bersama Rina Dewi Puspitasari membela Merah Putih. Kini, Ika menjadi satu-satunya wakil Indonesia di cabang panahan.
Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) pun tak berani memasang target terlalu tinggi untuk Ika. ”Masuk 20 besar sudah sangat bagus,” kata Leane Suniar, Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Perpani, kepada Kompas, beberapa hari lalu.
Ditemui di teater terbuka Museum Nasional, Jakarta, dua pekan lalu, Ika tampil beda. Kedua pipinya disapu blush-on, membuat wajahnya sedikit merah merona. Senyum pun selalu tersungging setiap saat.
Pemanah kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 23 tahun lalu, itu menuturkan, sepekan menjelang keberangkatan ke London, dia berusaha untuk santai. Latihan fisik dan menembak yang sudah dilakoni sejak beberapa bulan telah dihentikan. ”Sepekan terakhir saya memilih melatih daya konsentrasi saya. Yang lainnya, saya kira sudah mencukupi,” tutur Ika.
Wajar jika langganan peraih emas SEA Games ini terus berusaha memperbaiki tingkat konsentrasi. Hasil latihan di beberapa kota, menurut pemanah senior Leane Suniar, masih perlu banyak perbaikan, termasuk waktu membidik dan melepas anak panah dari busurnya. ”Kalau terlalu lama membidik, selain kehabisan waktu, kedua lengan juga akan lebih gemetar. Anak panah bisa melenceng dari sasaran,” kata Leane.
Hal itu diamini oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Perpani I Nyoman Budhiana.
Kemampuan konsentrasi tinggi dan berada dalam tekanan amat dibutuhkan Ika. Aturan baru pertandingan yang akan diterapkan pada olimpiade kali ini menuntut tingkat konsentrasi yang tinggi.
Nyoman Budhiana mengatakan, seusai pemeringkatan pada rank-round, pemanah memasuki babak eliminasi. Pada babak ini pemanah akan diberi kesempatan melepaskan lima set anak panah. Setiap set terdiri atas tiga anak panah. Tekanan akan bertambah karena setiap atlet hanya diberi waktu 20 detik, dari semula 40 detik, untuk melepas setiap anak panah. ”Setiap detik sangat berharga,” katanya.
Selama menjalani pemusatan latihan di Bojonegoro dan Bedugul, Bali, Ika digembleng dengan metode itu. Nyoman berharap Ika sudah terbiasa dan tinggal menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan tempat latihan dan pertandingan.
Sekarang, putri pasangan Sugeng dan Nanik Suhartatik itu menjalani ujian bagi seorang atlet. Ujian sejati.