KOMPAS.com — Terjadi perubahan drastis di dunia olahraga dalam sepuluh tahun belakangan ini. Jumlah perempuan yang akan turut berlaga dalam berbagai cabang olahraga di Olimpiade London bertambah banyak.
Dua hal besar yang mendasarinya adalah, Arab Saudi setuju mengirim dua perempuan untuk berlaga dalam olimpiade tersebut. Dengan demikian, untuk kali pertama, semua negara yang berkompetisi dalam olimpiade akan memiliki atlet perempuan di dalam kontingennya.
Untuk kali pertama pula, tim olimpiade Amerika Serikat mengirimkan lebih banyak atlet perempuan dibanding atlet laki-laki.
Kurang dari 20 tahun yang lalu, di Olimpiade Atlanta tahun 1996, sebanyak 26 negara tidak mengirimkan atlet perempuan.
"Kita perlu merayakan dan mengenal betul-betul kemajuan ini," kata Janice Forsyth, Ketua International Center for Olympic Studies di University of Western Ontario, seperti dilansir nytimes.com.
Pemerintah Arab Saudi dan pengurus olah raganya tengah menghadapi tekanan internasional terhadap kebijakan Arab Saudi yang hanya memperbolehkan laki-laki berpartisipasi dalam perlombaan.
Pada Maret, International Olympic Committee mengatakan bahwa Arab Saudi akan mengirim atlet perempuan untuk ikut bertanding dalam Olimpiade London.
Di sisi lain, Qatar dan Brunei, dua negara Muslim lainnya, untuk kali pertama juga mengatakan akan mengirim perempuan ke olimpiade tersabut.
Arab Saudi dapat dikatakan sebagai negara Islam yang paling menonjol di antara ketiganya karena luas wilayah, kepemilikan minyak, dan aturan-aturan yang mengekang perempuan di kehidupan sehari-hari.
Jumlah perempuan akan lebih dari 40 persen dari sekitar 10.500 atlet yang akan bertanding di London. Jumlah ini lebih kurang sama dengan persentase perempuan yang ikut berpartisipasi di Olimpiade Musim Dingin Vancouver pada 2010.
"Ini adalah gebrakan, dua perempuan akan bertanding di bawah bendera Arab Saudi. Walau demikian, hal ini juga akan mengangkat ironi yang tengah terjadi. Jutaan perempuan tua dan muda di Arab Saudi masih tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi karena kebijakan pemerintah," kata Minky Worden, Ketua Inisiatif Global Human Right Watch.
Dua atlet perempuan asal Arab Saudi yang akan berlaga di London adalah Wodjan Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani di cabang judo dan Sarah Attar untuk cabang lari 800 meter.
"Ini bisa menjadi sebuah inspirasi besar, sebagai salah satu dari para perempuan pertama Arab Saudi yang berpartisipasi dalam olimpiade," kata Attar (19) di tempat latihannya di San Diego.
"Ini adalah sebuah kehormatan. Saya berharap ini akan menjadi kemajuan besar bagi perempuan di Arab Saudi agar dapat lebih terlibat dalam olahraga."
Attar berlatih di luar Arab Saudi. Ia lahir dan dibesarkan di California dan tengah belajar di Pepperdine University.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.