”Li Mao berpamitan bukan untuk mundur. Waktu dia pulang ke China, ayahnya memang tengah sakit dan kini sudah meninggal dunia,” ujar Djoko, Rabu (11/7), di sela-sela pemberian bonus bagi empat atlet yang berprestasi di Indonesia Open Super Series Premier dan Kejuaraan Asia Yunior.
Djoko menegaskan, dengan begitu berita tentang Li Mao undur diri dari tugasnya sebagai pelatih tidak benar. Li Mao akan segera kembali ke Jakarta setelah urusan keluarga selesai meski ia tidak akan mendampingi tim bulu tangkis ke London. Li Mao pulang ke China pekan lalu.
Yacob Rusdianto, Sekretaris Jenderal PB PBSI, menambahkan, selama ini Li Mao bertugas memberi supervisi dan asistensi, tidak menangani langsung atlet. Yang menangani atlet langsung adalah pelatih Agus Dwi Santoso dan Ronny Agustinus.
Sesuai kontrak, Li Mao melatih pemain tunggal hingga Olimpiade 2012. PB PBSI akan mengevaluasi kinerja Li Mao seusai Olimpiade, Agustus 2012.
Dalam catatan, sejak Li Mao terlibat dalam pelatihan mulai awal 2011 belum banyak prestasi yang terebut. Gelar baru direbut Simon Santoso di Indonesia Open Super Series Premiere 2012. Lalu Sony Dwi Kuncoro menjuarai Thailand Grand Prix Gold 2012.
Yacob menambahkan, PB PBSI serius menyiapkan dan mendukung sembilan atlet yang akan berlaga di Olimpiade 2012. Mereka adalah Taufik Hidayat, Simon Santoso, Adriyanti Firdasari, Greysia Polii, Meiliana Jauhari, Liliyana Natsir, Tantowi Ahmad, Muhammad Ahsan, dan Bona Septano.
Untuk mendukung mereka, PB PBSI menyiapkan semua keperluan penunjang yang dibutuhkan. PB PBSI, misalnya, menambah biaya suplemen dan makan para atlet.
Dari semula Rp 100.000 per atlet per hari, PB PBSI menambah Rp 200.000 sehingga menjadi Rp 300.000 per atlet per hari. PB PBSI juga mendampingi para atlet dengan psikolog, ahli gizi, dan motivator.