Djoko: Li Mao Tidak Mengundurkan Diri

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso menegaskan bahwa pelatih kepala sektor tunggal pelatnas, Li Mao, tidak mengundurkan diri dari pelatnas. Menurutnya, Li Mao pulang karena ada urusan keluarga.

"Dia minta izin karena orangtuanya sakit, yang sekarang sudah meninggal ... Tidak mengundurkan diri," ujar Djoko di sela-sela acara penyerahan bonus bagi empat pebulu tangkis peraih gelar juara di berbagai turnamen, Rabu (11/7/2012) di Jakarta.

Djoko mengatakan, seusai Olimpiade London, kinerja pelatih asal China yang dikontrak sejak Januari 2011 itu akan dievaluasi.

"Sementara ini evaluasinya adalah dia sudah mengantar Simon (Santoso) menjadi juara Indonesia Terbuka Superseries Premier dan masuk peringkat tujuh dunia, serta mengantar Sony (Dwi Kuncoro) menjadi juara di Thailand (Grand Prix Gold) dan bisa mengalahkan Lin Dan," kata Djoko.

Simon meraih gelar juara pada Indonesia Terbuka bulan lalu dengan mengalahkan pemain China, Du Pengyu, di final. Sementara itu, Sony mengalahkan pebulu tangkis nomor satu dunia asal China, Lin Dan, dalam perjalanannya menuju gelar juara turnamen Thailand Terbuka Grand Prix Gold.

Djoko menjelaskan bahwa seusai mengurus orangtuanya yang sakit dan kemudian meninggal, Li Mao akan kembali ke Jakarta, meskipun tidak mendampingi atlet yang berlaga di Olimpiade London pada 27 Juli-12 Agustus.

"Sejak awal tugasnya hanya melakukan supervisi dan asistensi, tidak menangani langsung. Yang menangani langsung Agus Dwi Santoso dan Rony Agustinus," tambah Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto yang mendampingi Djoko.

Pelatih asal China ini, yang juga pernah melatih tim nasional Malaysia dan Korea itu, meninggalkan pelatnas pekan lalu. Seusai kekalahan tim Indonesia pada Piala Thomas dan Uber beberapa waktu lalu, keberadaan Li Mao sebagai pelatih asing di pelatnas menjadi sorotan, terutama oleh para mantan pemain bulu tangkis yang prihatin dengan kondisi bulu tangkis nasional saat ini.