LONDON, Kompas.com - Petenis Amerika Serikat, Serena Williams, menjadi favorit untuk menjuarai Wimbledon tahun ini. Meskipun demikian, peraih 13 gelar grand slam ini tak mau menganggap enteng calon lawannya, Agniezka Radwanska.
Serena maju ke partai puncak usai menang 6-3, 7-6 atas pemain nomor dua dunia dari Belarusia, Victoria Azarenka, Kamis (5/7/2012). Sementara itu, Radwanska menyingkirkan petenis Jerman, Angelique Kerber, untuk mencapai final pertamanya di sebuah grand slam.
Meskipun secara peringkat Radwanska lebih bagus (peringkat tiga dunia), tetapi Serena yang difavoritkan bisa meraih gelar kelimanya di All England Club. Di samping unggul 2-0 dalam rekor pertemuannya dengan petenis Polandia tersebut, Serena memiliki pukulan keras dan komplit, yang ditengarai sulit dibendung oleh Radwanska.
Ya, Serena sudah memperlihatkannya saat menaklukkan Azarenka, juara Australia Terbuka 2012 yang juga termasuk salah satu pemilik pukulan terkeras di tur tenis putri. Mantan pemain nomor satu dunia ini membukukan 24 ace.
Walaupun demikian, Serena, petenis berusia 30 tahun pertama yang mencapai final Wimbledon sejak Steffi Graf melakukannya pada 1999, tidak berbesar kepala. Dia tetap mewaspadai Radwanska.
"Radwanska telah bermain baik. Ia konsisten pada tahun ini, lebih konsisten daripada saya. Itu memberitahu kepadaku, bahwa saya benar-benar harus siap melepaskan banyak tembakan dan siap untuk bermain keras," jelas Serena.
"Dia memiliki tangan yang hebat dan ia melakukan semuanya dengan baik. Jika saya mengendur, saya tidak akan menang."
Secara keseluruhan, Serena melepaskan 85 ace sepanjang turnamen ini, yang membuatnya berada di posisi kedua daftar pemilik ace terbanyak. Peringkat pertama ditempati petenis putra Jerman, Philipp Kohlschreiber, yang mampu melepaskan 98 ace.
Sementara itu, Radwanska, yang baru saja menyamai prestasi 73 tahun silam di mana untuk pertama kalinya Polandia kembali memiliki pemain di semifinal grand slam, mengakui bahwa partai final bakal sulit. Tetapi dia tetap berusaha meraih kemenangan.
"Saya bermain dengan Serena beberapa kali. Itu selalu sulit," kata Radwanska, yang disingkirkan Serena di perempat final Wimbledon 2008.
"Ia merupakan lawan yang sangat tangguh dan ia memukul bola dengan sangat baik. Tentu saja ia dapat memainkan tenis yang hebat di (permukaan) rumput," tambah pemain berusia 23 tahun ini.
"Saya benar-benar tidak merasa memiliki beban, maka saya hanya akan berusaha melakukan yang terbaik.
"Setiap pemain berbeda, dan setiap pertandingan berbeda. Kebanyakan pemain sangat bertenaga pada saat ini. Saya hanya akan berusaha menggabungkannya."
Radwanska tahu bagaimana rasanya mengangkat trofi di Wimbledon karena ia pernah memenangi gelar junior pada 2005. Nah, inilah yang memotivasinya untuk kembali merasakannya di level yang lebih tinggi.
"Itu akan hebat. Itu sudah tujuh tahun yang lalu, namun rasanya seperti baru saja. Tentu saja saya akan melakukan segalanya dengan kekuatanku untuk kembali merebut trofi itu," ujarnya.
Jika juara, Radwanska bukan cuma mengakhiri penantiannya untuk menjuarai grand slam, tetapi dia pun dipastikan akan menjadi pemain nomor satu dunia. Tetapi jika gagal, maka Azarenka yang berhak menduduki ranking pertama WTA, menggeser petenis cantik Rusia, Maria Sharapova, yang tersingkir di babak keempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.