Menghadapi pasangan Korea Selatan berperingkat ke-4 dunia, Ko Sung-hyun/Yoo Yeon-seong, di Stadion Indoor di Singapura, ganda Indonesia peraih emas Olimpiade Beijing 2008 itu menunjukkan kelasnya.
Sebagai satu-satunya wakil Indonesia di final Singapura Terbuka 2012, Markis/Hendra santai menghadapi Ko/Yoo pada awal laga. Melawan Ko/Yoo yang ngotot, ganda Indonesia berperingkat kedelapan dunia itu terus meladeni dengan gigih.
Pasangan Negeri Ginseng memimpin lebih dulu di gim pertama. Namun, Markis/Hendra terus saja meladeni pasangan Korsel yang dikenal dengan permainan cepatnya itu.
Markis/Hendra menyusul keunggulan Ko/Yoo menjadi 8-7 sebelum akhirnya Ko/Yoo memimpin lagi dengan 16-13. Ganda Negeri Embun Pagi itu bahkan nyaris meraih kemenangan saat keduanya memimpin 20-19. Namun, ganda Indonesia yang pada April silam menjuarai Grand Prix Australia Terbuka 2012 menyamakan kedudukan menjadi 20-20 dan menambah poin.
Gim pertama pun menjadi milik Markis/Hendra dengan skor 22-20. Di gim kedua, Ko/Yoo membalas. Ko/Yoo langsung memimpin angka 6-3 dan terus memperlebar keunggulan menjadi 12-4.
Hampir tiada perlawanan berarti dari ganda Indonesia yang juga juara Asian Games 2010 itu. Ko/Yoo kian tidak terkejar dengan meraih 17-10. Markis/Hendra seakan melepas gim kedua. Mereka kalah dengan skor 11-21. ”Setelah tertinggal jauh, saya dan Hendra memilih melepas gim kedua itu,” ujar Markis Kido.
Mereka menebus kekalahan di gim tiga. Mereka terus melancarkan serangan demi serangan dan menutup set dengan 21-6.
Mencermati kemenangan di Super Series Singapura Terbuka 2012, Markis menegaskan, masalah stamina sangat penting. Namun, menghadapi Ko/Yoo dalam laga tiga gim menjadi lebih mudah karena pola permainan mereka yang cenderung cepat dan hampir tidak ada reli.
Sementara itu, dalam semifinal Djarum Indonesia Terbuka 2012 yang berakhir dengan kekalahan Markis/Hendra di tangan Lee Yong-dae/Chung Jaesung di semifinal pekan lalu, Markis beralasan itu lebih karena banyaknya reli yang dihadirkan ganda Korsel itu.
Hendra Setiawan saat itu mengatakan, stamina mereka sangat kurang menghadapi pola permainan Lee/Chung.
”Pemainan Ko/Yoo cepat. Jarang ada reli sehingga energi tidak banyak terkuras,” ujar Markis. Dia menambahkan, kesuksesa itu membuktikan dia dan Hendra sanggup bersaing.