Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sony Mencari (Lagi) Supremasi

Kompas.com - 14/06/2012, 22:06 WIB
Gatot Widakdo

Penulis

oleh Gatot Widakdo

Sony Dwi Kuncoro seperti sudah menemukan permainan terbaiknya. Bermain dengan strategi yang tepat dan ketenangan dalam eksekusi, Sony berhasil menaklukkan Taufik Hidayat 21-14, 21-18 hanya 46 menit, pada babak kedua turnamen bulu tangkis Djarum Indonesia Open Super Series Premier, Kamis (14/6/2012).

Penampilan gemilang pemain tunggal putra pelatnas Cipayung ini, melanjutkan sukses sehari sebelumnya saat menundukkan pemain veteran asal Denmark Peter Gade. Menarik dicermati sejauh mana kiprah Sony bisa berlanjut di turnamen yang berhadiah total 650.000 dollar AS ini. Apalagi sejak Sony juara tahun 2008, tidak ada lagi pemain tunggal Indonesia yang mencicipi gelar.

Perjalanan karier Sony sendiri seperti air samudra. Kadang pasang naik dan suatu saat surut jauh meninggalkan bibir pantai. Sony pernah menjadi pemain nomor satu Indonesia, dia disegani dan masuk jajaran elite dunia. Dia menjadi pemain non-China pertama yang mampu menjuarai turnamen super series tiga kali beruntun. Pemain asal Surabaya ini pada 2008 menjadi juara di Indonesia Terbuka, China Masters, dan Jepang Terbuka.

Sebelumnya, Sony juga menjadi penyumbang medali perunggu di Olimpiade Athena 2004. Sampai 2010, Sony masih mencicipi gelar di turnamen Super Series Singapura Terbuka. Namun, setelah itu, prestasi Sony langsung terjun bebas. Cedera pinggang dan punggungnya mengubah status Sony dari pemain elite menjadi pemain yang tak diperhitungkan. Dia banyak menelan kekalahan pada babak awal dari pemain nonunggulan.

Tahun 2011 juga bukan tahun keberuntungan Sony. Pernah menembus semifinal Taiwan Terbuka, Oktober 2011, Sony lebih banyak berkutat dengan pemulihan diri setelah itu. Dari delapan turnamen yang dia ikuti pasca-Taiwan Terbuka, lima di antaranya berakhir di putaran pertama. Pada tiga turnamen lainnya, ia hanya mencapai semifinal. Peringkatnya pun sempat terpental di luar 100 dunia.

Tahun 2012, kemampuan Sony tampak membaik. Tampil pada GP Malaysia di Johor Baru, Sony mencapai partai puncak sebelum dikalahkan sang pemuncak dunia, Lee Chong Wei. Akhir pekan lalu, Sony akhirnya mengakhiri paceklik gelar dengan menyabet juara di GP Gold Thailand Open.

Hebatnya, Sony mengalahkan sang maestro dari China, Lin Dan, pada babak semifinal. Dengan peringkatnya yang masih tercecer di posisi ke-65, Sony harus melewati babak kualifikasi di turnamen Djarum Indonesia Open, yang kelasnya di atas super series. Pada babak kualifikasi, Sony masih mampu menunjukkan kekuatan yang pernah menjadi andalannya. Pukulan kedutan sering membuat lawan terkecoh.

Walau gerakan Sony tidak terlalu lincah karena kebugarannya yang sudah agak terkuras, dia masih mampu menutup lapangan sendiri, kembali ke wilayah tengah lapangan segera setelah memukul kok. Sony juga cukup sabar membongkar pertahanan lawannya dengan mengolah bola.

Dia membuat musuh berlari ke depan, ke belakang, ke samping kiri dan kanan, lalu mengakhiri perlawanan lawannya dengan smes menghunjam di tempat yang sulit dijangkau. Leverdez juga dibuat frustrasi karena beberapa kali smes kerasnya langsung dibalas Sony dengan tangkisan kencang mendatar. Seperti saat tertinggal 13-17 pada gim kedua, setiap menerima smes, Sony tidak melangkah mundur.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com