Berbondong-bondong Tapaki Pentas Dunia

Sean Gelael membuka kopernya sekali lagi untuk memastikan baju balap sudah terbawa di dalam koper. Setelah semuanya dipastikan ada, Sean bergegas ke mobil untuk berangkat ke bandara. Selasa (29/5) malam, Sean akan pergi ke Muenchen, Jerman, untuk berlatih sebelum berlaga di seri pertama Formula Pilota pada 16-17 Juni di Shanghai, China.

”Saya akan menjalani latihan terakhir di Muenchen sehingga jersey balap harus tersedia. Saya sangat bersemangat untuk berlatih sebelum menjalani seri pertama,” kata Sean, yang menjuarai Asian Karting Open Championship 2011 di Sirkuit Sentul.

Remaja berusia 15 tahun itu menekuni balap karting atau gokar sejak lima tahun terakhir. Setelah malang melintang di berbagai kejuaraan tingkat Asia dan Eropa, anak dari pengusaha Ricardo Gelael itu memutuskan untuk terjun ke balap mobil kursi tunggal (single seated).

Ricardo mengatakan, anaknya dijadwalkan mengikuti Formula Pilota tahun depan. Namun, setelah panitia menilai Sean layak tampil tahun ini, tim Sean GP langsung melatih remaja bertinggi 187 sentimeter ini. Sean sudah berlatih di Sirkuit Sepang, Malaysia, dan Sirkuit Zhuhai, China, sebanyak 500 putaran.

Mengikuti Formula Pilota adalah langkah awal sebelum menapak menuju pentas balap mobil kursi tunggal terbesar, Formula Satu. Jika berprestasi di Formula Pilota, Sean dapat naik ke GP3, lalu GP2, dan F1.

Pebalap Indonesia

Selain Sean, tahun ini terdapat tiga pebalap Indonesia yang sedang menapaki jalan menanjak menuju pentas balap tertinggi dunia. Di kelas balap mobil kursi tunggal ada Rio Haryanto yang sudah di ajang GP2, setingkat di bawah F1. Seperti Sean, Rio juga mengawali kariernya di balap karting. Rio juga mengikuti Formula BMW sebelum mengikuti GP3.

Di kelas reli juga ada Subhan Aksa dan Rifat Sungkar yang menuju ke ajang Kejuaraan Reli Dunia (World Rally Championship/ WRC). Subhan berada di kelas Production World Rally Championship (selangkah menuju WRC) dan Rifat di kelas Rally Class Championships (kelas yang digagas satu pabrikan mobil untuk mencari pereli ke WRC 2014).

Keduanya baru menjadi juara kedua di kelas masing-masing di Reli Acropolis, Yunani.

Munculnya para pebalap yang bersama-sama menapaki jalan menuju balap mobil dunia menjadi fenomena tersendiri.

Ketua IMI DKI Jakarta A Judiarto mengatakan, selain talenta yang unggul, mereka muncul ke pentas dunia karena pembinaan berjenjangnya bagus. IMI memfasilitasi para pebalap berlaga di tingkat nasional dan terus naik sampai ke tingkat internasional.

”Indonesia punya banyak talenta. Kami terus mengasah mereka jadi pebalap hebat di tingkat internasional,” kata Judiarto.

Pengamat olahraga otomotif, Feldani Efendi, mengatakan, semua itu didukung oleh akses informasi yang kian terbuka ke penyelenggara balap internasional. Dukungan finansial juga makin baik. Selain dari orangtua, berbagai perusahaan nasional juga berkontribusi besar.

”Pebalap muda juga berambisi tinggi ke pentas dunia karena besarnya popularitas dan keuntungan yang dapat diraih,” kata Feldani. (ECA)