Jakarta, Kompas -
Hariyanto Arbi, mantan pemain tunggal putra Indonesia, Sabtu (19/5), mengatakan, dalam kancah perbulutangkisan dunia, Indonesia dikenal kuat saat tampil sebagai tim.
”Kita dikenal kuat dan kompak apabila tampil beregu. Tampil beregu, tim kita selalu ditakuti lawan. Keunggulan itu peluang bagi kita untuk membuat kejutan,” ujar pemain yang memperkuat tim Thomas Indonesia pada tahun 1994, 1996, dan 1998 ini.
Peraih emas Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti, juga menandaskan, kekompakan tim merupakan andalan Indonesia. Di perebutan Piala Thomas dan Uber di Wuhan, China, 20-27 Mei 2012, yang penting adalah bagaimana para pemain Indonesia mengelola kekompakan itu menjadi hal positif. ”Setiap pemain harus saling membangun kebersamaan dan kekompakan,” ujar Susy lagi.
Hariyanto melanjutkan, melihat materi pemain Indonesia yang diturunkan di ajang Piala Thomas 2012, sebenarnya kekuatan pemain merata. Di sektor tunggal ada Taufik Hidayat, sementara di sektor ganda ada Markis Kido/Hendra Setiawan, juga pemain pelatnas Muhammad Ahsan/Bona Septano.
”Para pemain itu memiliki kemampuan merata. Saya yakin, masing-masing mampu menyumbang poin,” ujar Hari, panggilan akrab Hariyanto Arbi.
Apalagi, lanjutnya, melihat pola persiapan satu bulan terakhir, para pemain pasti siap menghadapi siapa pun lawannya. Dalam sebulan terakhir, para pemain menyiapkan diri dengan cara berlatih berganti-ganti partner. Dengan cara itu, setiap pemain pasti siap turun dan tidak harus bersama dengan partner untuk sektor ganda.
”Namun, pelatih tentu saja yang paling mengetahui kemampuan pemain sehingga saat mengetahui lawan yang akan turun, ia paling tahu siapa yang harus diturunkan,” ujar Hariyanto.
Tergabung di Grup A, lanjutnya, akan menguntungkan tim Thomas Indonesia. Di grup tersebut, tim Indonesia akan bertemu para jawara bulu tangkis China dan Inggris. ”Lebih baik bertemu China di babak penyisihan dibandingkan bertemu mereka di babak delapan besar,” kata Hariyanto.