Ho Chi Minh City, Kompas -
Hasil bagus yang diraih Irene tak diikuti pecatur putra terbaik Indonesia, Susanto Megaranto. Ia kalah dari pecatur India, Negi Parimarjan. Posisi Susanto, yang sehari sebelumnya berada di peringkat kelima klasemen pada kategori
Hasil remis Irene sebenarnya cukup bagus mengingat kelas Zhao di atas rata-rata pecatur lain di kejuaraan ini. Zhao merupakan satu-satunya pecatur dengan gelar GM di kategori
Memegang buah putih, Irene melakukan pembukaan Giuoco Piano alias permainan Italia. Pembukaan ini bertujuan merebut petak sentrum. Hingga langkah ke-27, Irene berusaha menukar kudanya dengan kuda lawan di petak d3 dan e5. Namun, Zhao menolak. Dia terus melakukan pengulangan langkah di petak c5 dan e4 untuk menghindari penukaran tersebut. Dengan tiga kali bangunan yang sama, akhirnya kedua pemain menyepakati remis.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengatakan, hasil remis Irene ini tergolong bagus. Selain karena sosok lawannya, perolehan poin Irene juga masih memimpin. Irene membutuhkan tambahan 2,5 poin dari empat babak tersisa untuk dapat menjadi juara kejuaraan ini. Jika meraih gelar juara, ia mendapat tiket langsung lolos ke Kejuaraan Dunia catur putri pada 2015.
”Kalau dibandingkan Irene, Zhao bisa dibilang monster. Dia baru beberapa waktu lalu juara di
Sampai langkah ke-24, Susanto masih unggul. Pada langkah berikut, Susanto memainkan benteng lajur a ke e8.
Kelihatannya ini langkah normal untuk menguasai lajur. Namun, kata Kristianus, jika Susanto menggerakkan menteri, ia tetap bisa mempertahankan keunggulan posisinya dari Negi. Sebaliknya, Negi pada langkah ke- 26 menjalankan pion ke f3. Setelah langkah Negi ini, Susanto praktis tak bisa mengembangkan permainan. ”Susanto harus kerja keras untuk bisa menempati lima besar. Dia harus mencari kemenangan di empat babak terakhir,” katanya.
Untuk kategori