KOMPAS.com - Bos teknik Ducati, Filippo Preziosi, menegaskan bahwa pihaknya masih menaruh kepercayaan penuh kepada Valentino Rossi dan bos krunya, Jeremy Burgess. Pernyataan ini sebagai bantahan bahwa Ducati mulai ragu dengan kemampuan "The Doctor", yang belum mampu mengembangkan motornya secara maksimal, sehingga dia terpuruk di awal musim 2012.
Rossi dan Burgess punya prestasi mentereng ketika masih di dua tim Jepang, Honda dan Yamaha. Tetapi ketika beralih ke Ducati, dua serangkai ini belum menunjukkan performa seperti yang diharapkan, karena sejak bergabung pada tahun 2011, Rossi baru satu kali naik podium di musim perdananya tersebut.
Alih-alih bisa lebih kompetitif pada musim 2012 ini, Rossi justru kian terpuruk. Dari tiga seri yang sudah dilakoni, hasil terbaik yang diraih juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut adalah finis di peringkat ketujuh, yang diraih pada GP Portugal akhir pekan lalu.
Meskipun demikian, Ducati masih tetap percaya dengan kemampuan superstar Italia tersebut. Preziosi mengatakan, Ducati akan terus berusaha membuat motor yang cocok dengan gaya balap peraih sembilan gelar grand prix tersebut, demi mencapai kesuksesan.
"Tentu saja ini merupakan tantangan, karena kami ingin membangun sebuah motor bagi Valentino, karena kami yakin bahwa sebuah motor yang Valentino suka, merupakan sebuah motor yang bagus bagi semua pebalap," ujar Preziosi kepada para wartawan, setelah pembatalan uji coba di Estoril, Selasa (8/5/12).
"Kami mengikuti arah yang Valentino sarankan. Tentu saja kami berusaha untuk melakukan itu, dengan kemampuan terbaik kami, yang mana tidak cukup sekarang untuk lebih cepat dari Honda. Tetapi, kami akan berusaha ke arah yang Valentino perlihatkan."
Preziosi juga mengatakan, Ducati masih menempatkan pengesetan Burgess sebagai pilihan utama.
"Kami memberikan Jeremy 100 persen kebebasan untuk menetapkan, bersama Valentino, apa yang menjadi pengesetan terbaik," jelasnya. "Jadi sebagai Ducati, kewajiban kami adalah hanya memasok material, dan kami yakin bahwa bos kru sangat penting.
"Cara kerjanya adalah menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat, serta mengizinkan orang itu untuk melakukan apa yang terbaik, seperti yang dipikirkannya. Kami bisa menyarankan ide kami, tetapi keputusan akhir, hari demi hari, latihan demi latihan, dibikin oleh Jeremy setelah berbicara dengan Valentino."
Namun mulai balapan seri kedua di Jerez, Spanyol, dua pekan lalu, Rossi beralih ke pengesetan rekan setimnya, Nicky Hayden. Menurut Preziosi, ini menjadi sebuah indikasi bagus, karena Rossi telah rela mencoba solusi berbeda, dan hal tersebut tentu saja sangat membantu pengembangan tim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.