Johor Bahru, Minggu -
Sony, mantan pemain nomor satu Indonesia, kalah dari pemuncak dunia, Lee Chong Wei, 21-17, 8-21, 10-21. Meskipun kalah, hasil tersebut adalah yang tertinggi bagi Sony setelah didera cedera pinggang tahun silam.
Pemain berusia 28 tahun itu terakhir kali mencapai final di Super Series Singapura Terbuka, Juni 2010. Di ajang tersebut, Sony akhirnya menjadi juara dengan mengalahkan Boonsak Ponsana dari Thailand.
Pernah menembus semifinal Taiwan Terbuka, Oktober 2011, Sony lebih banyak berkutat dengan pemulihan dirinya setelah itu. Dari delapan turnamen yang dia ikuti pasca-Taiwan Terbuka, lima di antaranya berakhir di putaran pertama. Pada tiga turnamen lainnya, ia hanya mencapai semifinal.
Di Johor Bahru, kemampuan Sony tampak membaik meski belum cukup untuk menandingi sang pemuncak dunia. Namun, di semifinal, Sony bisa menundukkan sesama veteran, Muhammad Hafiz Hashim, 21-19, 21-10. Hafiz adalah bintang Malaysia sebelum panggung tertinggi diambil alih Chong Wei.
Mulai bersinar sejak Malaysia menembus final Piala Thomas 2001, Hafiz meraih prestasi puncak dengan menjuarai All England 2003.
Di ganda campuran, Irfan/ Weni juga gagal menjadi juara. Keduanya kalah dari unggulan pertama asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 12-21, 14-21.
Bagi Irfan/Weni, bagaimanapun pencapaian tersebut merupakan angin segar. Dari peringkat, keduanya memang kalah jauh. Irwan/Weni saat ini bercokol di urutan ke-38 dunia, sementara Chan/Goh berada di urutan kesembilan dunia.
”Sebetulnya masuk final ini sudah melewati target kami, tetapi kalau sudah masuk final, tentunya ingin jadi juara. Namun, lawan memang di atas kami dan sayangnya kami kurang bisa bermain lepas, selalu berada di bawah tekanan. Kami juga masuk dalam pola permainan mereka dan kadang terlalu terburu-buru ingin mematikan bola,” ujar Irfan, sebagaimana dikutip situs resmi Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Indonesia, pb-pbsi.org.