Jakarta, Kompas -
”Termasuk Grayson ’The Professor’ Boucher yang pernah kami undang ke Indonesia. Dia juga yang ingin tampil kembali dalam ajang LA Lights Streetball,” tutur Maya Shintawati, Brand Manager LA Lights, Rabu (2/5).
Keinginan tersebut secara tidak langsung memperlihatkan kalau streetball yang sudah dikembangkan sejak delapan tahun lalu oleh LA Lights berkembang dengan pesat. Perkembangannya bukan hanya pada komunitas streetball di setiap kota besar, terutama di Pulau Jawa, melainkan juga dalam hal menciptakan trik-trik permainan yang jauh lebih menarik.
Menurut Denny A.K.A D- Rockz, salah satu juri senior streetball, trik pada streetball juga berguna untuk main basket biasa.
Up Town Boys, salah satu pemain All-Star LA Lights Streetball, membenarkan Denny. ”Itu sebabnya saya hingga saat ini masih tetap bermain streetball meskipun aslinya saya pemain basket konvensional,” kata Up Town Boys yang merupakan pemain tim PON Banten itu.
Perkembangan komunitas streetballer dapat terlihat ketika digelar kejuaraan Streetballer LA Lights di beberapa kota di Pulau Jawa. ”Pesertanya sudah lebih dari 32 tim. Padahal, panitia harus menjaring 24 tim terbaik saja,” kata Denny.
Menyinggung tentang kemungkinan adanya kejuaraan LA Lights Streetball di kawasan Asia Tenggara, menurut Maya, hal tersebut mungkin dilakukan. Namun, hal itu tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat mengingat perkembangan komunitas streetball di Singapura, Malaysia, dan Filipina tidak secepat Indonesia.