”Ini adalah balapan terhebat yang pernah saya lakukan. Start saya buruk dan kondisi agak kurang menguntungkan pada awalnya, tetapi motor bekerja dengan fantastis,” ungkap Stoner (26) yang menambah catatan naik podiumnya menjadi 17 kali tanpa jeda.
Pebalap Australia itu mengungkapkan, ia sempat merasakan tangannya agak kaku lagi akibat cedera yang dialaminya. Namun, begitu melihat tinggal dua lap lagi, semangatnya kembali mendorongnya untuk terus bertahan hingga akhir.
Pebalap tim Ducati, Nicky Hayden, yang memulai start dari posisi ketiga, akhirnya harus puas finis di posisi kedelapan. Rekan satu timnya, Valentino Rossi, juga hanya bisa naik ke posisi sembilan setelah start dari urutan ke-13. Hasil tersebut menegaskan kondisi motor Ducati yang masih belum bisa bersaing dengan Honda dan Yamaha.
Balapan MotoGP di Sirkuit Jerez secara umum berlangsung lebih ketat ketimbang balapan perdana di Qatar.
Pedrosa sempat memimpin balapan begitu start dimulai. Namun, pebalap Spanyol itu hanya bisa mempertahankan posisinya hingga lap kedua. Pebalap asal Spanyol itu tak kuasa menahan rekan satu timnya asal Australia, Stoner, yang langsung mengambil alih pimpinan lomba diikuti Lorenzo.
Pedrosa bahkan sempat melorot ke posisi keempat setelah didahului Hayden yang mampu mengimbangi kecepatan lawan- lawannya hingga lima lap awal. Namun, menjelang lima putaran terakhir, Pedrosa mampu mendahului pebalap Monster Yamaha Tech 3, Cal Crutchlow, yang bersama rekan satu timnya, Andrea Dovizioso, terus menempel ketat Pedrosa.
Usaha Lorenzo untuk mengambil alih pimpinan balap dengan menempel ketat Stoner pada lima putaran terakhir, dari 27 lap yang harus dilalui para pebalap, gagal membuahkan hasil. Pebalap utama Yamaha itu sempat membelok terlalu lebar memasuki dua putaran terakhir sehingga memperlebar jarak dengan Stoner.
”Sayangnya, saya kurang kuat hari ini dan Casey membalap sangat hebat,” kata Lorenzo yang agak kecewa karena gagal mempersembahkan kemenangan kepada warga senegaranya.