Jakarta, Kompas -
Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung, Rabu (25/4), mengatakan, para atlet remaja itu dipilih berdasarkan prestasi pada Kejuaraan Nasional Atletik Yunior dan Remaja 2012 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, 12-14 April 2012.
”Mereka adalah atlet remaja yang umurnya 16-17 tahun. Mereka calon atlet elite. Fokus PB PASI sekarang adalah mengasah atlet remaja,” kata Tigor.
Tigor mengungkapkan, panitia Kejuaraan Asia Tenggara Atletik Yunior di Singapura sengaja menambah kategori U-21 supaya kejuaraan makin semarak.
PB PASI rencananya mengirimkan delapan atlet U-21 yang semuanya sprinter. Namun, tiga sprinter di antaranya, Nurul Imaniar, Niafatul Aini, dan Nurul Sofia, batal ikut karena cedera. Akhirnya hanya lima sprinter U-21 yang dikirim, yaitu Safwaturrahman, Bambang Wigianto, Riski Latip, Tri Hermawan, dan Angreina Naftaly Pricilia.
”Sprinter yang cedera tidak diikutkan ke Singapura karena masih ada Kejuaraan Asia Atletik di Kolombo dan Kejuaraan Dunia Atletik di Barcelona. Lebih baik mereka konsentrasi ke Kolombo atau Barcelona,” kata Tigor.
Nama-nama atlet remaja yang berangkat ke Singapura sebagian merupakan pemecah rekor nasional remaja pada Kejuaraan Nasional Atletik Yunior dan Remaja 2012. Mereka adalah Hadi Nur Ikhsan (lari 1000 meter), Kresno Setyo Nugroho (lontar martil), Alvin Tehupelory (lari 400 meter gawang putri), Jelita Nara Idea (loncat tinggi galah), dan Ni Putu Yogiswari (tolak peluru).
Manajer tim Agustinus Ngamel menuturkan, target mereka di Singapura adalah melampaui prestasi pada Kejuaraan Asia Tenggara Atletik Yunior Ke-6 tahun 2011 di Jakarta. Waktu itu, kontingen Indonesia meraih 5 emas, 14 perak, dan 20 perunggu.
Menurut Ngamel, peluang terbesar untuk meraih emas di kategori remaja dari nomor lari 1.000 meter putra ataupun putri. Nomor-nomor lain juga berpeluang meraih emas atau perak. Sementara di kategori U-21, peluang terbesar meraih emas berasal dari tim estafet putra dan Safwaturrahman (lari 100 meter).
”Saingan terberat adalah Thailand. Mereka diperkuat muka baru. Atlet remaja dari Indonesia rata-rata belum punya pengalaman bertanding di luar negeri,” kata Ngamel.