Dua gol tim Bintang Hijau dicetak oleh Habib Arif Fadhilla pada menit ke-5 dan Tedi Hasanudin pada menit ke-30.
Komite membagi 44 pemain yang terpilih dalam Laga Bintang itu ke dalam dua tim, yaitu Bintang Hijau dan Bintang Putih. Tim dibagi dua, masing-masing terdiri dari 11 pemain, untuk bermain dalam setiap babak. Para pemain terpilih berdasarkan kemampuan teknik bermain dan pemahaman peraturan pertandingan.
Direktur kompetisi, Dede Supriyadi, di sela-sela pertandingan mengatakan, para pemain yang terpilih tidak memiliki banyak waktu untuk berlatih bersama. Bahkan, dalam laga ini mereka hanya diberikan sedikit pengarahan oleh panitia. ”Itu pun tidak terlalu teknis,” katanya.
Bintang Hijau, yang dimotori Habib Arif Fadhilla, sejak menit pertama bermain taktis. Mengandalkan kecepatan, mereka sering kali membangun serangan dari sisi kiri pertahanan Bintang Putih. Kemampuan membaca pergerakan rekan satu tim membuat mereka mudah mendistribusikan bola dari kaki ke kaki hingga mendekati pertahanan Bintang Putih.
Sebaliknya, tim Bintang Putih, dimotori Muhammad Dimas Hargiharso, banyak mengandalkan serangan balik yang cepat. Distribusi bola dari belakang ke depan dilakukan dengan umpan lambung dan memanfaatkan lebar lapangan. Namun, Bintang Putih terlihat kesulitan menembus pertahanan Bintang Hijau.
Tercatat beberapa kali Bintang Putih memiliki peluang untuk mencetak gol ke gawang Bintang Hijau. Namun, mereka belum beruntung.
Hingga waktu 60 menit pertandingan, Bintang Putih tidak mampu menciptakan gol penyeimbang. Bintang Hijau menutup laga dengan keunggulan dua gol.
Pada kesempatan yang sama, Komite LKG U-14 mengumumkan 18 pemain yang terpilih mewakili Indonesia ke Gothia Cup di Swedia pada Juli mendatang. Ke-18 pemain berasal dari SSB ASIOP Apacinti, SSB Kabomania, SSB Persigawa, SSB Mandiri Jaya Bogor, SSB Villa 2000, dan SSB Rajawali Muda. Menurut Hadi Rahmaddani, koordinator tim pemantau bakat LKG U-14, para pemain terpilih berdasarkan kemampuan bermain dan pemahaman peraturan pertandingan FIFA.
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng dalam kesempatan itu mengatakan, melihat hasil kompetisi ini, ia optimistis terhadap masa depan sepak bola Indonesia. Dia berharap pengurus PSSI terpilih bisa membangun tim nasional berdasarkan hasil kompetisi seperti ini.
”PSSI harus membangun timnas berbasis kompetisi usia muda. Usia 10, 12, 14, dan 16 tahun merupakan usia penting untuk membangun teknik bermain,” kata Andi.