JAKARTA, KOMPAS.com - Liga Kompas Gramedia U-14 mempunyai tradisi menggelar pertandingan ekshibisi yang disebut perang bintang. Istilahnya perang bintang karena yang akan bertanding adalah pemain-pemain jempolan dari 16 tim sekolah sepak bola peserta LKG U-14 musim 2012. Perang bintang itu akan meletus di Stadion Ciracas, Jakarta, Minggu (22/4).
Pemain yang terpilih untuk perang bintang sebanyak 44 pemain dari 60 pemain yang masuk daftar pemain terbaik. Pemilihan berlangsung secara obyektif oleh tim independen, yaitu tim pemantau bakat LKG U-14.
Dari 44 nama tersebut, SSB Kabomania menyumbangkan enam pemain. ASIOP Apacinti, Bina Taruna, Mandiri Jaya Bogor, Persigawa, Rajawali Muda, dan Villa 2000 masing-masing menyumbangkan lima pemain. Laskar Muda tiga pemain. Pelita Jaya dua pemain. GOR Ragunan, Jakarta North City, dan Pespex masing-masing satu pemain.
Koordinator tim pemantau bakat LKG U-14, Hadi Rahmad- dani, mengatakan, indikator untuk menyeleksi pemain adalah keterampilan dan konsistensi. Dua indikator tersebut dibandingkan lagi dengan data hasil tes fisik sebelum kompetisi LKG U-14 berlangsung.
”LKG U-14 musim lalu tim yang bagus hanya ada beberapa, sementara pada musim ini kemampuan tim lebih merata. Poin tim peringkat atas dan peringkat tengah tidak berbeda jauh, kecuali poin yang diraih tim peringkat bawah,” ujar Hadi.
Dia mengatakan, pada separuh musim 2012 ini ada tim dari satu SSB yang kemasukan 107 gol dan baru memasukkan satu gol. Hal yang memprihatinkan itu harus menjadi perhatian pengelola SSB.
Dibagi menjadi dua tim
Menurut Direktur Kompetisi LKG U-14 Dede Supriadi, 44 pemain dibagi dalam dua tim dan dengan materi 22 pemain di tiap tim. ”Pada babak pertama akan tampil 11 pemain, di babak kedua, tampil 11 pemain lainnya. Tidak ada pemain cadangan. Semua pemain mendapat giliran yang sama. Tujuannya, agar semua pemain dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya,” kata Dede.
Ke-44 pemain itu diseleksi lagi menjadi 18 orang yang akan berangkat ke Gothenburg, Swedia, untuk bertanding di Gothia Cup, turnamen sepak bola usia dini terbesar di dunia. Pemain yang gagal berangkat ke Swedia tidak perlu kecewa. Masih ada kesempatan bagi dua pemain untuk berkunjung ke kandang tim Bayern Munchen di Jerman. Syaratnya, pemain harus membuat tulisan tentang sepak bola. Tulisan akan dinilai tim juri dari harian Kompas. (WAD)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.