Loule, Sabtu
Rifat yang berlaga di bawah Fastron World Rally Team menghadapi cuaca yang sangat buruk mulai di etape khusus kelima di Tavira, sejauh 25,01 kilometer, Jumat (30/3) malam. Medan relinya berupa jalan yang sempit, berbatu, dan diperberat dengan persimpangan air atau semacam sungai kecil.
”Lintasan di etape khusus kelima ini sangat sulit, licin, berlumpur, dan berkabut tebal sehingga jarak pandang hanya 20 meter. Ada mobil yang terjebak banjir dan kemudian dilanda banjir,” kata Rifat.
Selain hambatan alam, mobil Subaru yang dikendarai Rifat dan
Hambatan alam dan teknis masih dialami Rifat pada etape khusus keenam di Alcarias sejauh 25,15 kilometer dan etape ketujuh di S.Bras de Alportel sejauh 16,18 kilometer.
Meskipun mendapat halangan yang berat, Rifat masih dapat finis di urutan ke-30 dari 48 peserta di etape kelima dan keenam, serta di posisi ke-21 di etape ketujuh.
Cuaca yang semakin buruk memaksa panitia membatalkan reli di etape kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh.
”Belum pernah cuaca seekstrem ini sehingga tiga dari enam etape dibatalkan demi alasan keselamatan. Bahkan, pereli papan atas, seperti Sebastien Loeb, gagal melanjutkan lomba,” kata Indra Prasetyo, Manajer Tim Fastron World Rally.
Pada Sabtu (31/3) pagi sampai siang, cuaca lebih bersahabat. Hujan reda dan jarak pandang kembali normal meskipun jalanan masih licin karena basah.