Jakarta, Kompas -
Kegagalan dua pemain ini sekaligus menegaskan bahwa pemain tunggal putri Indonesia sudah tidak bisa tampil kompetitif lagi di turnamen internasional. Kegagalan ini juga menjadi peringatan buat pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam menghadapi putaran final Piala Uber di Wuhan, China, bulan Mei mendatang.
Pada kualifikasi zona Asia di Makau, tim Uber Indonesia sudah harus bersusah payah dengan menempuh jalur
Sementara itu, di sektor ganda putra, dua wakil Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan dan Alvent Yulianto/Hendra AG, melaju ke babak kedua. Namun, mereka harus berjuang keras untuk mengatasi lawan-lawannya. Markis/Hendra mencatat kemenangan atas pasangan Kanada, Adrian Liu/Derrick Ng, 21-17, 21-17.
Sementara Alvent/Hendra AG mengalahkan pasangan Denmark, Mads Conrad Petersen/Jonas Rasmusen, 21-15, 19-21, 21-15. ”Gim kedua, kami agak kehilangan konsentrasi sehingga banyak bola yang lepas. Beruntung di gim ketiga kami bisa kembali konsisten,” kata Alvent yang dihubungi dari Jakarta.
Bagi Markis/Hendra dan Alvent/Hendra AG, turnamen ini menjadi kesempatan untuk mencari poin buat penghitungan kualifikasi olimpiade. Mereka harus bisa meraih hasil maksimal agar bisa mendongkrak peringkat di posisi delapan besar.
Saat ini mereka masih berada di peringkat kesembilan dan kesepuluh dalam daftar peringkat dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Hasil positif juga didapat ganda putri Greysia Polii/Meiliana Jauhari. Pasangan yang ditempatkan sebagai unggulan keenam ini sukses mengalahkan pasangan Thailand, Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravitchitchaikul, 19-21, 21-19 21-19.
Di babak selanjutnya, Greysia/Meiliana akan menghadapi tantangan pemain China, Cheng Shu/Pan Pan. Jika bisa menang, jalan selanjutnya akan mudah karena unggulan pertama asal Korea Selatan sudah tumbang.