Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bijih Nikel Wajib Diolah

Kompas.com - 25/02/2012, 03:04 WIB

KENDARI, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyambut positif Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012. Salah satu isinya, melarang ekspor bijih nikel mulai 6 Mei. Ini diyakini mendorong pengusaha mendirikan pabrik pengolahan di daerah.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sultra Hakku Wahab mengatakan, larangan ekspor bijih nikel menguntungkan daerah. Dari 30 izin usaha pertambangan (IUP) nikel yang telah berproduksi di Sultra, hampir seluruhnya hanya mengekspor bijih nikel. Hanya PT Aneka Tambang yang memiliki pabrik pengolahan feronikel di Kabupaten Kolaka.

”Jika hanya menjual bijih, nilai tambahnya kecil. Kalau dijual dalam bentuk olahan, nilainya lebih besar dan akan menguntungkan bagi daerah,” kata Hakku di Kendari, Kamis (23/2).

Harga ekspor bijih nikel sekitar 40 dollar AS per ton. Jika diolah jadi feronikel harganya 18.000 dollar AS-20.000 dollar AS per ton. Pemerintah memperoleh royalti penjualan, sumbangan pihak ketiga, dan sewa lahan dari kegiatan pertambangan.

”Kami sejak awal ingin mendirikan pabrik di Sultra dan bukan menjual bijih nikel,” ujar Kepala Perwakilan Sulawesi PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), Yudi Nur Cahyana.

Namun, Direktur Walhi Sultra Hartono mengharapkan pemerintah provinsi dan kabupaten di Sultra menjadikan aturan ini sebagai kesempatan mengevaluasi pemberian izin tambang. ”Pemerintah agar tidak mudah lagi mengeluarkan izin tambang. Kalau memang perusahaan tidak sanggup mendirikan pabrik, tak usah diberikan izin,” ujarnya.

Sementara itu, menurut pihak Pemkab Bone Bolango, Gorontalo takkan menerbitkan IUP baru tahun 2012. Dampak kerusakan lingkungan menjadi pertimbangan untuk tidak menerbitkan izin baru. Lima perusahaan pemegang IUP akan dievaluasi kembali.

”Kami takkan lagi menerbitkan IUP baru. Pertimbangannya adalah dampak terhadap lingkungan akibat usaha pertambangan, dan kelima perusahaan pemegang IUP di Bone Bolango juga tidak jelas kegiatannya,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Bone Bolango Hamim Pou.

Aktivis lingkungan Rahman Dako berpendapat, banyak jalan untuk mendongkrak ekonomi Gorontalo tanpa mengeksploitasi pertambangan. Caranya adalah dengan memaksimalkan potensi pertanian dan perikanan di Gorontalo. Apalagi Gorontalo diapit Laut Sulawesi dan Teluk Tomini yang kaya akan hasil laut.

Untuk mendorong masyarakat menghentikan penambangan pasir liar di Pantai Mbuti, Merauke, Provinsi Papua, Pemkab Merauke mengubah area bekas galian pasir jadi kolam ikan. ”Kini ada 36 kolam ikan dengan luas 285 meter persegi dan 500 meter persegi. Warga juga diberi benih ikan nila dan mesin pompa,” kata Kabid Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Merauke Fransiscus Tutur Prajitno.

Simon P Mahuze (31), warga Kampung Mbuti, mengaku, pembuatan kolam ikan sangat membantu warga. Selama ini warga tak memiliki pekerjaan dan penghasilan pasti. Akibatnya, warga terpaksa menambang pasir pantai untuk mencukupi perekonomian keluarga. ”Kalau ikan-ikan sudah besar bisa dijual untuk penghasilan kami,” katanya. (NIT/ENG/APO/RWN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com