Pertandingan antara Indonesia dan Malaysia, Sabtu (18/2), semestinya menjadi tontonan menarik. Rivalitas kedua kubu biasanya menjadi bumbu pertemuan kedua tim. Namun, asa untuk menyaksikan partai menarik sama sekali tak terwujud. Yang ada cuma dagelan yang dikhawatirkan bisa merusak nilai sportivitas olahraga.
Kedua tim seperti tak sungguh-sungguh menjalani laga ini. Penyebabnya karena baik Indonesia maupun Malaysia sudah sama-sama memastikan tiket ke putaran final Piala Thomas di Wuhan, China, Mei 2012. Posisi ketiga di kualifikasi zona Asia sepertinya sudah tidak menarik buat Indonesia dan Malaysia. Padahal, status turnamen juga sebagai kejuaraan beregu Asia.
Dari susunan pemain, Indonesia menurunkan Simon Santoso, Tommy Sugiarto, dan Dionysius Hayom Rumbaka di tunggal. Di ganda tampil pasangan Alvent Yulianto/Hendra AG dan Markis Kido/Hendra Setiawan. Yang mengejutkan, susunan pemain Malaysia. Mereka terlihat sudah tidak serius pada laga ini.
Di tunggal, Lee Chong Wei dan Muhammad Hafiz Hashim tidak dimainkan. Yang dipasang Daren Liew dan Mohammad Arif Abdul Latif. Di tunggal ketiga, ini yang ”istimewa”. Mereka menurunkan Koo Kien Keat.
Koo Kien Keat bukanlah pemain tunggal. Dia pemain ganda utama Malaysia yang biasa berpasangan dengan Tan Boon Heong. Mereka sendiri juga memilih tidak turun di pertandingan ini. Tempatnya digantikan Goh V Sem/Hoon Thien How.
Rendahnya kualitas pertarungan ini sudah terasa saat Simon mundur dari pertandingan saat masih gim pertama karena alasan cedera engkel.
Laga kedua, Alvent/Hendra versus Goh V Sem/Hoon Tihien How juga tidak menunjukkan gairah rivalitas di antara mereka. Tak ada adu reli atau jual-beli smes seperti yang diharapkan. Pertandingan berjalan datar karena pemain seperti tak bersemangat. Laga ini dimenangi pasangan Malaysia, 21-14, 21-18.
Di partai ketiga, Tommy tampil maksimal. Namun, karena lawannya, Abdul Latif, tak sepadan, pertandingan juga hambar. Sama seperti partai-partai sebelumnya, Kido/Hendra pun tidak mendapat perlawanan berarti dari Lim Khim Wah/Teo Kok Siang, dalam laga 25 menit.
Dagelan sesungguhnya di partai kelima ketika Hayom versus Koo Kien Keat. Tiada lagi sportivitas karena Koo tak pernah serius. Berkali-kali dia tertawa ketika gagal mengembalikan bola, demikian juga saat meraih poin.
Tim Malaysia sendiri tidak merasa malu dengan laga seperti ini. ”Buat kami, pertandingan ini memang sudah tidak ada manfaatnya. Sama seperti Indonesia, kami sudah lolos dan tak perlu serius memenangi pertandingan,” kata Manajer Malaysia Abdullah Sayed Abu Bakar. Pernyataan hampir sama disampaikan Wakil Manajer Indonesia Yacob Rusdianto.
Baik Malaysia maupun Indonesia sah-sah saja beralasan seperti itu. Namun, ini ironis karena nilai-nilai sportivitas diabaikan. Jika terus terjadi, bukankah reputasi bulu tangkis yang jadi taruhan karena dianggap makin tak menarik?