PALEMBANG, KOMPAS.com — Mantan atlet tenis meja nasional, Rossy Pratiwi Dipoyanti Syechabubakar, terpilih melatih tim nasional Indonesia untuk persiapan berlaga pada ajang pra-kualifikasi olimpiade di Bangkok, Thailand, 4-5 Februari mendatang.
Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Sumsel, Tony Pusriyadi, mengatakan, di Palembang, Rabu (1/2/2012), pihaknya telah menerima surat resmi dari Pengurus Besar PTMSI mengenai pemanggilan itu. Rossy kini menjadi pelatih di Sumatera Selatan.
"Suratnya sudah diterima dan sudah diinformasikan kepada Rossy agar segera menyiapkan diri, mengingat tim nasional dijadwalkan berangkat pada 3 Februari nanti," ujar Tony.
Dia menambahkan, selain Rossy, PB PTMSI juga menunjuk Abdul Rodjak (Jawa Barat) sebagai pelatih putra. Sedangkan atlet putra yang terpilih adalah Ricky Supit (Jatim) dan Donny Prasetyo Aji (Jateng), serta atlet putrinya Christine Ferilana (Jatim) dan Mira Fitria (Jabar).
"Pemanggilan Rossy ini suatu kebanggaan bagi Sumsel. Meskipun kini telah memilih mendedikasikan diri di Sekayu, Musi Banyuasin, tapi Rossy tetap mampu memberikan sumbangsih bagi negara, yakni dengan menjadi pelatih setelah pensiun sebagai atlet," ujar dia.
Rossy merupakan atlet tenis meja Indonesia yang tak tergantikan pada era tahun 1980-an hingga 1990-an dengan mengoleksi 13 medali emas SEA Games.
Segudang prestasi semasa menjadi pemain tenis meja membawa Rossy dipercaya menjadi pelatih tim nasional tenis meja putri pada SEA Games XXVI tahun 2011 lalu. "Saat ini Rossy beserta keluarga tinggal di Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, karena membina atlet setempat di GOR Ranggonang. Beberapa atlet junior saat ini telah menampakkan prestasi," ujar dia.
Dia menambahkan, pembinaan atlet tenis meja Sumsel dilakukan dari awal setelah beberapa atlet senior memutuskan pensiun.
"Pada PON di Riau tahun 2012 ini, Sumsel absen dulu karena tidak ada atlet yang lolos pada ajang pra-kualifikasi. Empat tahun ke depan kami memiliki target menempatkan wakil atlet pada PON, dan beban diberikan kepada pelatih-pelatih di daerah agar mencetak atlet-atlet muda tersebut," ujar dia.