MIAMI, MINGGU -
Selain pertempuran dua tim, laga ini juga menjadi perseteruan dua bintang, LeBron James untuk Heat dan Derrick Rose untuk Bulls. Mereka juga menjadi unggulan sebagai pemain terbaik (most valuable player/MVP) di sesi reguler.
James, tujuh kali NBA All Star dan MVP 2010, mencetak 35 poin dengan 11 rebound. Dia menjadi motor tim sekaligus mesin pencetak skor di Heat. Dalam tiga pertandingan berturut-turut, dia mendulang 30 poin per gim.
Adapun Rose, MVP 2011, menghasilkan 34 poin. Selain mencetak skor terbanyak untuk timnya, Rose juga menyuguhkan lemparan-lemparan anggun dan indah yang memancing decak kagum serta tepuk tangan para pendukung Heat di Miami.
Sayang, Rose menutup laga dengan kurang baik. Dia gagal memasukkan dua bola lemparan bebas pada sisa waktu 22,7 detik. Sebaliknya James memasukkan dua bola lemparan bebas itu pada menit-menit terakhir. Chris Bosh juga menambah dua lemparan bebas pada sisa waktu 0,1 detik untuk Heat.
Heat memimpin hampir di semua kuarter, tetapi Bulls tidak membiarkan skor lawan terus melaju. Pemain Bulls mampu menjaga selisih lima poin pada akhir kuarter kedua tetap bertahan hingga akhir kuarter ketiga. Namun, meski pada kuarter keempat bermain lebih agresif, Bulls hanya unggul satu poin.
Bosh senang dengan bertanding agresif seperti ini. ”Setiap kali melawan Bulls, selalu akan seperti ini. Mereka (Bulls) tim luar biasa dan kami akan bertemu mereka beberapa kali tahun ini,” kata Bosh, yang meraih 24 poin dan 12 rebound. Dwayne Wade menambah 16 poin.
Pelatih Heat Erik Spoelstra menilai laga ini seperti berada di parit. ”Pasti terjadi pertarungan seperti ini kalau (bermain) di parit. Pada satu garis, kedua tim bertempur begitu,” katanya.
Rose kesal atas kegagalannya. ”Seperti tidak nyata, saya berpeluang menang tetapi tidak. Kali ini gagal,” katanya emosional.
Bulls bertahan di singgasana klasemen Wilayah Timur dengan 17 kali menang dan 5 kali kalah. Heat berada di posisi kedua dengan 15 kali menang dan 5 kali kalah.