KOMPAS.com — Kelompok hak asasi manusia meminta Formula 1 untuk memboikot Grand Prix Bahrain. Permintaan itu muncul menyusul kerusuhan yang masih berlanjut di kerajaan tersebut.
Balapan di Sakhir sudah dibatalkan pada 2011 karena situasi di negara itu yang tidak kondusif. Namun, pada tahun ini, GP Bahrain kembali masuk di dalam kalender F1 dan akan menjadi seri keempat pada 22 April.
"Kami akan melakukan kampanye kepada para pebalap dan tim untuk memboikot," ujar wakil presiden untuk Bahrain Center bagi Hak Asasi Manusia, Nabeel Rajab, seperti dikutip oleh situs Arabian Business.
"Pemerintah menginginkan Formula 1 untuk memberi tahu dunia luar bahwa semuanya kembali normal."
"Formula 1, jika mereka datang, mereka membantu pemerintah untuk mengatakan (hal itu, yaitu kembali normal). Kami lebih suka jika mereka tidak ambil bagian. Saya yakin para pebalap dan tim menghormati hak asasi manusia."
Supremo Formula 1 Bernie Ecclestone mengatakan, bulan lalu, bahwa dia yakin balapan akan berlangsung tanpa masalah pada tahun ini. Akan tetapi, Human Rights Watch yang berbasis di New York, Mariwan Hama-Saeed, mengatakan, sebuah olahraga seperti Formula 1 sebaiknya tidak menggelar acara di Bahrain.
"(FIA) harus mempertimbangkan pelanggaran serius hak asasi manusia di Bahrain dan fakta bahwa sampai hari ini pemerintah terus menekan protes prodemokrasi," kata Hama-Saeed kepada Arabian Business.
"Saya ragu bahwa Formula 1 dapat sukses di sebuah negara di mana terjadi pelanggaran HAM secara serius. Situasi politik tidak stabil dan terpolarisasi di Bahrain. Kami sangat prihatin tentang komitmen pemerintah untuk melaksanakan reformasi yang berarti."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.