Jakarta, Kompas
Lima pendaki anggota tim Seven Summits yang berupaya mendaki Vinson Massif adalah Ardeshir Yaftebbi (29), Iwan Irawan (38), Martin Rimbawan (25), Fajri Al Luthfi (25), dan Nurhuda (23). Kelima pendaki anggota tim Seven Summits ini akan dipimpin oleh Galih Donikara (46).
Ardeshir, ditemui sebelum keberangkatan di markas tim Seven Summits di Jakarta, Kamis (22/12), mengatakan, persiapan yang dilakukan sudah maksimal. ”Sejak Mei seusai kembali dari pendakian puncak McKinley-Denali, kami sudah mulai berlatih. Sempat istirahat saat Ramadhan, setelah itu latihan intensif terus dilakukan,” katanya.
Gunung Gede Pangrango menjadi pilihan tim melakukan latihan dan menjaga kondisi fisik. Tim kesehatan juga terus ikut serta dalam masa persiapan tersebut. Yoppi Rikson Saragih, sesepuh Wanadri, mengakui, seharusnya ada pendaki perempuan yang ikut serta dalam semua ekspedisi ini. Namun, karena kondisi fisik yang belum memungkinkan, terutama dalam dua pendakian terakhir, pendaki tersebut urung berangkat.
Tim akan mengambil rute umum pendakian, yaitu melalui Brascomb Glacier. Sebanyak empat pos pendakian dan satu
Ardeshir menjelaskan, tim memberikan kelonggaraan waktu yang cukup lama, terutama waktu perjalanan dari camp ketiga (3.749 mdpl) menuju puncak, yaitu hampir tujuh hari.
”Walau bulan Desember-Januari adalah musim pendakian, cuaca di atas tetap tidak bisa
Ditilik dari ketinggian, puncak Vinson Massif merupakan puncak gunung terendah yang akan ditaklukkan tim. Namun, tantangan terberat bagi tim dalam pendakian ini adalah kondisi cuaca yang berubah-ubah dan suhu udara yang sangat dingin. Tim memperkirakan, suhu udara rata-rata di perjalanan menuju puncak berada pada level -40 derajat celsius sampai -90 derajat celsius.
”Itu data suhu udara terekstrem yang pernah terjadi di Antartika,” kata Ardeshir.
Selain suhu udara yang sangat rendah, kecepatan angin yang berembus di kawasan itu bisa mencapai 300 kilometer per jam. Ardeshir berharap semua anggota tim bisa mencapai puncak dalam kondisi terbaik.