Pantauan Kompas, Rabu (7/12), masih terlihat pekerja menyelesaikan pembuatan dinding tiruan berkonsep minimalis di bagian utara gedung Madinah dan Makkah. Pemasangan lift yang seharusnya selesai Rabu kemarin masih terus dikerjakan karena terjadi kebocoran di bagian dasar. Pekerja juga terlihat membongkar paving block di salah satu ruas jalan agar air dapat mengalir lancar jika hujan turun.
Untuk kamar atlet, renovasi dilakukan di bagian jendela, pintu, dan kamar mandi. Setiap kamar dipasangi pendingin ruangan. Satu kamar diisi 10 tempat tidur kayu yang diberi kasur busa. Meskipun pekerjaan telah tampak selesai, sebagian kamar masih terlihat kotor.
Koordinator Pertandingan ASEAN Para Sports Federation Nino Susanto, di Solo, mengatakan, transportasi adalah masalah yang paling mengkhawatirkan. Panitia Penyelenggara ASEAN Para Games (Inaspoc) belum menunjuk perusahaan yang menangani transportasi atlet dan ofisial.
Pihak yang menangani transportasi harus segera dipastikan karena para sopir harus dilatih mengenali jalan Kota Solo. Selain itu, Nino khawatir tidak ada perusahaan di Solo yang mampu menyediakan puluhan bus dan mobil. Nino mengatakan, muncul ide mengurangi jumlah kendaraan karena anggaran terbatas. Namun, jika jumlah kendaraan dikurangi, dikhawatirkan pergerakan atlet dan ofisial bisa terganggu.
Kepala Bidang Operasional Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas Utama Surya Dharma mengungkapkan, hingga Rabu kemarin, 30 kursi roda untuk atlet yang bertanding di ASEAN Para Games belum tersedia. Solusinya, pemerintah akan memberikan dana untuk memperbaiki atau servis kursi roda lama milik para atlet (retrofit).
Menurut Surya Dharma, 30 kursi roda itu dibagi untuk 8 atlet tenis, 8 unit untuk atletik, 8 unit untuk tenis meja, dan 6 unit untuk badminton.
”Mungkin di nomor atletik kita akan kedodoran karena atlet memakai kursi roda lama,” papar Surya Dharma.