Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Bisa Membaca Kekuatan Lawan

Kompas.com - 24/11/2011, 03:37 WIB

Tim sofbol dan bisbol Indonesia gagal memenuhi target dua emas yang diharapkan Perserikatan Bisbol dan Sofbol Amatir Seluruh Indonesia atau 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu yang ditetapkan Program Indonesia Emas.

Tim sofbol putra yang diharapkan mampu meraih emas baru dapat mempersembahkan medali perak setelah dikalahkan Filipina di final, 3-7. Adapun tim sofbol putri hanya kebagian medali perunggu setelah kalah di semifinal kedua dari Thailand, 0-3. Khusus bisbol, Indonesia mendapatkan perak setelah kalah 0-2 dari Filipina di final.

Hasil di SEA Games itu menunjukkan kekuatan tim sofbol Indonesia tidak banyak tertinggal dari dua negara kuat lainnya, yaitu Thailand dan Filipina. Indonesia boleh dibilang kalah jeli dalam membaca kekuatan lawan. Seperti disampaikan manajer tim sofbol dan bisbol Indonesia, Gugun Yudinar, dalam pertarungan dua tim yang kekuatannya sejajar, yang menentukan adalah siapa yang paling sedikit melakukan kesalahan dan siapa yang lebih cermat membaca kekuatan lawan.

”Sayangnya, kekalahan kita adalah karena kesalahan pemain kita sendiri. Kesalahan itu bisa dalam bentuk kesalahan melempar, kesalahan menangkap, atau kesalahan memasang pemain,” kata Gugun yang juga Ketua Umum PB Perbasasi itu.

Khusus pemain, kesalahan itu biasanya terjadi karena menurunnya konsentrasi ataupun stamina setelah bermain beberapa inning. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan pelatih dalam memasang pemain, baik untuk bertahan maupun menyerang.

”Seharusnya begitu kita melihat lawan sudah sering melakukan kontak dengan bola, pelatih harus segera mengganti pitcher. Dan, stok pitcher kita sebenarnya banyak; kalau untuk tim putra ada lima, dengan kualitas yang hampir sama,” tutur Gugun.

Tak bisa membaca

Meski bukan baru kali ini tim sofbol dan bisbol Indonesia bertanding melawan tim kuat di Asia Tenggara, yaitu Thailand ataupun Filipina, cukup terlihat bahwa tim Indonesia agak ”buta” kekuatan lawan. Masih banyaknya pemain yang mati karena gagal memukul bola yang dilemparkan pitcher lawan mengindikasikan kita belum punya pengetahuan yang cukup mengenai kemampuan pitcher-pitcher lawan dan bagaimana ”menundukkan” bola-bola lemparan mereka. Akibatnya, banyak pemain Indonesia tak berdaya mengatasi pitcher- pitcher lawan, khususnya Thailand dan Filipina.

Di sisi lain, kita juga kurang mengetahui kemampuan para pemukul lawan sehingga masih banyak bola lemparan pitcher Indonesia yang bisa dipukul lawan, bahkan tidak jarang secara dua kali berurutan (double hits). Sayang, dalam kondisi seperti itu, Indonesia jarang melakukan perubahan strategi bermain dengan mengganti pitcher, misalnya.

Hal itu mengindikasikan betapa pentingnya Indonesia memiliki jajaran pitching staff (jajaran pelatih) yang bisa segera menganalisis kekuatan pemain lawan sehingga bisa menentu- kan strategi yang tepat di lapangan.

Namun, Gugun menambahkan, Indonesia memiliki pemain-pemain muda yang bagus dari hasil kompetisi liga sehingga tinggal bagaimana menambah pengalaman bertanding mereka dan juga memperkuat tim pelatihnya untuk bisa menerapkan strategi bermain yang tepat.

”Saya yakin tidak lama lagi kita akan meraih medali emas itu karena sebenarnya kekuatan pemain kita tidak kalah dari negara lain,” tegas Gugun. (OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com