Helena F Nababan
Di SEA Games Thailand 2007, Uyun Muzizah turun berlomba di disiplin trek cabang balap sepeda dan pulang dengan tiga emas. Dalam SEA Games XXVI/2011 Indonesia, Uyun turun gunung dan menambah pundi-pundi emas Indonesia dengan tiga emas dan satu perunggu.
Apabila pada SEA Games 2007 tiga medali (nomor 200 meter sprint, 500 meter time tria
”Rupanya saya masih saja dipercaya untuk mengemban tugas. Saya selesaikan dengan baik,” ujar Uyun Muzizah seusai upacara penghormatan pemenang di velodrom Rawamangun, Jakarta, Senin (21/11).
Maka, di lintasan velodrom lawas— diresmikan penggunaannya tahun 1973—itu, Uyun menunjukkan kebolehannya di atas sadel. Pencinta balap sepeda Indonesia dibuai dengan aksi Uyun memperebutkan poin sprint di nomor points race. Uyun berpartner dengan pebalap senior Nurhayati di nomor omnium yang melombakan enam jenis nomor trek.
Di awal balapan, Uyun akan mengumbar senyum sambil melambai- lambaikan tangan ke arah tribune. Lalu, setiap kali berputar di depan penonton Indonesia, Uyun tak pernah absen tersenyum menyambut sorakan penonton yang meneriakkan yel yel ”In-do- ne-sia !”
Mulai mengenal sepeda pada tahun terakhir ia duduk di SD, saat berusia 13 tahun. Anak keempat dari lima bersaudara ini awalnya terjun di dunia persepedaan setelah mengenal sepeda ria alias fun bike. Acara sepeda santai itu yang banyak digelar di kota kelahirannya, Tuban, Jawa Timur.
”Saya getol ikut sepeda santai gara-gara acara itu menawarkan banyak hadiah. Juara 1-10, kan, mendapat hadiah. Makanya, tiap kali ikut fun bike, saya selalu ngebut supaya dapat hadiahnya,” ujar Uyun, yang selain bersepeda juga terjun di cabang lari.
Upaya itu tak lepas dari kondisi ekonomi keluarganya. Ayah Uyun, Samiran, adalah tukang batu. Dengan penghasilan pas-pasan, ayah Uyun harus menghidupi lima anaknya.