Setelah membakar loket Pintu V pada Minggu (20/11), massa membakar loket Pintu X, kemarin. Sesaat setelah pembakaran loket Pintu X, polisi menangkap tiga orang yang diduga jadi motor kerusuhan. Mereka adalah Srt (27), RP (18), dan Ptr (17).
Sebelum membakar loket itu, massa merusak kawat pembatas dan merusak tembok loket. Warga di sekitar lokasi yang tidak ikut merusak dan membakar tak dapat berbuat apa-apa. Pembakaran loket Pintu X berlangsung pukul 14.40. Sekitar pukul 14.50, aparat kepolisian datang dengan mengendarai sepeda motor dan senjata laras panjang membubarkan kerumunan massa.
Neru (23), pendukung tim nasional, kecewa karena mengantre sejak pukul 09.00 sampai peristiwa pembakaran loket belum mendapatkan tiket. ”Loket tadi sempat buka pukul 11.00, terus dibilang habis. Katanya pukul 13.00 mau buka lagi, tetapi sampai pukul 14.30 belum dibuka,” katanya.
Menjelang pertandingan, sekitar pukul 17.00, suasana di sekitar halaman Gelora Bung Karno semakin padat. Meski demikian, arus manusia terus berlangsung. Sebagian gedung di sekitar Gelora Bung Karno, termasuk Lapangan Tembak, dipenuhi ribuan sepeda motor karena tempat parkir di dalam kompleks gelora penuh.
Selain pasukan berkuda, polisi juga menyiagakan kendaraan meriam air dan kendaraan lapis baja Barracuda. Kepala Polda Metro Jaya Irjen Untung S Radjab saat memeriksa suasana dan kesiapan jajarannya mengatakan, ia mengerahkan 5.000 personel.
Panitia penyelenggara SEA Games pada laga final memasang enam layar lebar bagi penonton yang kehabisan tiket.
Di luar pintu gerbang, pukul 17.30, sebagian lalu lintas di sekeliling Gelora Bung Karno macet total, sebagian lagi berlangsung padat merayap. Kemacetan panjang terjadi hingga kawasan Dukuh Atas di Jalan Jenderal Sudirman hingga jembatan Semanggi.
Kemacetan juga terjadi hingga jalan arteri ruas Pondok Indah. Polisi menutup dan mengalihkan lalu lintas di sekitar Jalan Gelora Bung Karno, termasuk di persimpangan rel kereta api Pasar Palmerah.
Berdasarkan pengamatan Kompas, polisi di lapangan, baik reserse, Samapta, Brigade Mobil, maupun polisi lalu lintas, bekerja cepat dan cermat mengatasi masalah, seperti tampak saat mereka meredam kasus pembakaran tiket ataupun saat mengatur lalu lintas di sekitar Gelora Bung Karno.