Moskwa, Minggu -
Hasil itu menutup duel final grup dunia dengan Ceko menundukkan Rusia 3-2. Penantian negeri pecahan Cekoslowakia untuk memiliki tim putri nomor satu sejagat itu berakhir manis.
Sebelum pecah menjadi dua negara mandiri, Cekoslowakia merupakan negara dengan
Predikat juara tenis beregu putri dunia tersebut lebih dulu diwarisi oleh Slowakia, negeri saudara kandung Ceko. Slowakia merebut trofi kemenangan (yang pertama dan satu-satunya hingga sekarang) setelah menang telak atas Spanyol 3-1 di kandang lawan, akhir 2002.
Sembilan tahun berlalu dan kali ini, jejak itu diikuti oleh Ceko. Meski tak setelak kemenangan yang diraih negeri serumpunnya, Ceko paling tidak juga menang di kandang lawan. ”Hasil ini teramat menggembirakan bagi tim kami,” kata kapten tak bermain Ceko, Petr Pala.
Kemenangan itu tidak hanya menjadi hari monumental bagi tim Ceko, tetapi juga menjadi momen dahsyat bagi tunggal putri utama negeri itu, Petra Kvitova. Kvitova-lah yang menyumbang dua poin negerinya.
Dia mengalahkan Maria Kirilenko 6-2, 6-2 dan menyingkirkan Svetlana Kuznetsova 4-6, 6-2, 6-3. ”Petra kunci sukses mereka. Dia fenomenal,” kata kapten tim Rusia, Shamil Tarpishchev.
Fenomenal memang kata pujian yang tepat bagi Kvitova. Pemain berumur 21 tahun peringkat dua dunia itu memang merengkuh segala kemenangan bersejarah tahun ini.
Kvitova sesungguhnya memulai langkahnya di musim 2011 bukan sebagai siapa-siapa. Dia cuma petenis berperingkat 30-an WTA. Dia juga menuntaskan musim 2010 tanpa satu mahkota juara pun di kepala.
Tahun ini, lima predikat juara seri turnamen WTA dia sabet, berpuncak pada Grand Slam Wimbledon. Itu bukan akhir dari langkahnya. Akhir Oktober lalu, Kvitova memperoleh tiket turnamen WTA Championships, turnamen penutup tahun yang hanya bisa diikuti delapan petenis putri berperingkat tertinggi di dunia.
Dalam debut perdana itu, Kvitova pun langsung juara. Semua aksinya itu mengingatkan penggila tenis akan kiprah Maria Sharapova pada tahun 2004. Saat itu, Sharapova juga memulai musim turnamen sebagai peringkat 30-an dunia, lalu menjuarai Wimbledon, lolos sebagai debutan WTA Championships, dan langsung juara.
Sementara dari kancah tenis profesional putra, turnamen Paris Masters berhadiah total sekitar Rp 24,5 miliar menjadi ajang penentuan untuk mengisi tiga kursi tersisa di turnamen penutup tahun ATP World
Lima tempat sudah terisi, yaitu oleh pemuncak dunia Novak Djokovic, Rafel Nadal, Andy Murray, Rafael Nadal, dan David Ferrer. Di Paris, para pemain itu pun hadir kecuali Federer.
Sementara petenis pengejar kursi lowong di London yang hadir di Paris adalah Tomas Berdych, Jo-Wilfried Tsonga, Mardy Fish, Nicolas Almagro, Janko Tipsarevic, dan petenis veteran Andy Roddick. Mereka memiliki poin yang relatif bersaing untuk bisa pentas di ATP Final.
Sesungguhnya, masih ada satu kontestan yang mencoba mencuri poin di Paris, yaitu Juan Martin Del Potro. Hanya, petenis Argentina itu mundur karena cedera, Minggu.