BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Melewati etape kedua dari Bakauheni menuju Bandar Lampung sepanjang 92 kilometer, Jumat (4/11/2011), tim Jelajah Sepeda Kompas Jakarta-Palembang merasa jauh berbeda dari etape pertama. Jika pada etape pertama datar, kini tim harus melewati tanjakan yang tak ada habisnya (rolling).
Sebagian besar peserta belum pernah melewati jalur Bakauheni-Bandar Lampung, melewati Kalianda. Kalaupun pernah melewati memakai bus atau mobil, mereka lupa bagaimana detail medan dan konturnya.
Dengan demikian, banyak yang terkaget-kaget. Begitu lepas dari Pelabuhan Bakauheni, peserta langsung "disuguhi" tanjakan panjang.
Setelah itu datar sebentar, kemudian jalan bergelombang. Menanjak, turun sebentar, kemudian menanjak lagi.
Yang sering membuat kaget, beberapa peserta merasa sudah hampir melewati puncak tanjakan. Ternyata, setelah berbelok, ada tanjakan lagi. Oleh karenanya, banyak yang berharap akan ada turunan, ternyata kecele (tertipu).
Seorang peserta dari Harian Kompas dan juga anggota Kompas Gramedia Cyclist (KGC), Agus Hermawan, termasuk yang sering kecele.
"Saya pikir setelah tanjakan akan ada jalan turun. Ternyata, masih ada tanjakan lagi. Apalagi mau masuk Kota Bandar Lampung, rasanya tanjakan tak habis-habis. Saya merasa 'diperkosa' oleh tanjakan," candanya sambil tertawa.
Namun, dia merasa ini pengalaman yang menyenangkan. Jalur Bakauheni-Bandar Lampung, katanya, sangat menarik dan tak membosankan. Apalagi di sepanjang jalan, masyarakat menyambut dengan antusias dan selalu memberi semangat. Karena itu, meski lelah, Agus Hermawan sukses menyelesaikan etape kedua.
Pernyataan yang hampir sama disampaikan Dimas E Basudewo. Peserta yang juga anggota KGC ini mengatakan, "Ini etape paling nikmat dan menyenangkan yang pernah saya lewati," katanya.
Terlepas dari itu, perjalanan tim Jelajah Sepeda Jakarta-Palembang memberi dampak cukup besar. Masyarakat jadi merasa sadar, ternyata jalan jauh pun bisa ditempuh dengan sepeda. Mereka pun sebagian terinspirasi menggunakan sepeda.
"Asyik juga ya Mas, naik sepeda? Sudah irit energi, sehat, dan tak polusi pula," kata seorang bapak seusai keluar bersama sebagian anggota tim dari shalat Jumat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.