KOMPAS.com - Paolo Simoncelli sudah mengetahui dirinya kehilangan putra yang dicintainya tersebut, sebelum ada pengumuman resmi, karena tak ada reaksi dari "Supersic" ketika namanya dipanggil saat ditandu. Karena itu, Simoncelli Sr juga merasa anaknya takkan merasa sakit ketika jatuh akibat para penantu terpeleset dalam perjalanan ke ambulans.
Simoncelli mengalami kecelakaan maut pada lap kedua di Tikungan 11 GP Malaysia, Minggu (23/10/11). Ketika jatuh, dia dan motornya meluncur ke jalur sebelah kanan milik Colin Edwards dan Valentino Rossi, sehingga tabrakan horor tak terhindarkan, yang membuat balapan langsung dihentikan - sebelum dinyatakan batal. Simoncelli langsung terkapar dan sama sekali tak bergerak.
"Saat itu saya ada di sana, tetapi Marco sudah meninggal. Saya hanya berjarak 10 meter darinya, tetapi Marco sudah meninggal, dan tidak bisa mengubah apapun.
"Saya membantu mereka (penandu). Ketika mereka berdiri dan lewat sisiku, saya mengambil tandu untuk menempatkannya di ambulans, dan memegang tangan Marco dan memanggilnya 'Ciao Marco', tapi dia sudah pergi.
"Tidak ada yang bisa dilakukan. Tak ada yang bisa berubah dalam kasus itu. Selebihnya, mungkin perlu perhatian yang lebih, tetapi orang-orang itu mencoba untuk melakukan yang terbaik, jadi tidak berguna... Tetapi dalam kasus kami, Marco meninggal karena benturan.
"Mereka mengatakan, Tuhan memanggil yang terbaik untuk ditempatkan di surga. Saya tak tahu. Tetapi saya berharap semoga demikian."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.