SUNGGUMINASA, KOMPAS -
Fauzi yang menjadi juara pada dua seri sebelumnya di Pangkal Pinang dan Bali tampil di bawah performa terbaiknya. Ambisi mencetak kemenangan ketiga berturut-turut justru membuat Fauzi tidak mampu tampil lepas. Berulang kali ia kehilangan poin akibat kesalahan sendiri.
Saat kedudukan sama kuat 19-19 pada set pertama, Fauzi dua kali gagal mengembalikan bola dengan sempurna. Hal itu memotivasi Alamsyah untuk tampil lebih agresif di set kedua. Alamsyah pun memegang penuh kendali permainan pada set kedua. ”Saya berupaya tampil tenang sepanjang laga dan itu berhasil,” ungkap Alamsyah yang meraih gelar juara sirkuit nasional untuk pertama kali tahun ini.
Fauzi tidak menampik jika dirinya bermain buruk di final kali ini. ”Alamsyah pantas menjadi juara karena bermain lebih tenang, apalagi akurasi pukulannya juga bagus,” katanya. Fauzi berharap dapat menebus kegagalannya dalam sirkuit nasional berikutnya di Surabaya, 31 Oktober-5 November.
Prestasi PB Pertamina Indonesia semakin lengkap dengan keberhasilan Ganis Nur Ramadhani yang menjadi juara di nomor tunggal putri dewasa. Ganis sukses menghentikan perlawanan pebulu tangkis Jaya Raya Suryanaga, Tike Arieda Ningrum, dengan skor 17-21, 21-14, 21-14.
Di nomor ganda campuran dewasa, pasangan ”gado-gado” Ardiansyah Putra (PB Ganesha Islamic Village Bandung) dan Devi Tika Permatasari (SGS Elektrik PLN Bandung) mempermalukan unggulan pertama asal Djarum Kudus, Rendra Wijaya/Maria Elfira Christina. Ardiansyah/Devi menang dua set langsung dengan skor 21-7, 26-24.
Gelar juara kali ini merupakan yang kedua berturut-turut setelah seri sebelumnya di Bali. Status sebagai underdog tidak membuat Ardiansyah/Devi keder. Kemenangan ini sekaligus menjadi modal menghadapi seri terakhir di ”Kota Pahlawan” akhir bulan nanti.
Ketua Bidang Turnamen dan Perwasitan PB PBSI Mimi Irawan mengatakan, seri terakhir di GOR Sudirman, Surabaya, akan diikuti sekitar 1.300 peserta dari 80 klub di Indonesia. Mereka akan memperebutkan hadiah total Rp 300 juta.