tokyo, sabtu -
Dalam rapat koordinasi teknis tim SEA Games di Bogor, Agustus lalu, Indonesia mengincar empat emas dari cabang senam artistik. Emas itu dari nomor gelang-gelang putra, palang tunggal putra, serta meja lompat putra dan putri. Target itu tidak mudah karena dari penampilan di Tokyo, Thanh Phan membuktikan diri sebagai calon terkuat peraih emas SEA Games di Palembang dan Jakarta, 11-22 November 2011.
Pada kejuaraan dunia itu, Thanh Phan lolos ke putaran final meja lompat bersama tujuh kontestan lainnya. Thanh Phan adalah pengumpul poin terendah. Namun, akhirnya dia menempatkan diri di bawah peraih emas McKayla Maroney (AS) dan pesenam Jerman Oksana Chusovitina (Jerman).
Pada babak kualifikasi, peringkat pesenam andalan Indonesia, Dewi Prahara, masih di bawah atlet Vietnam. Thanh Phan, misalnya, unggul di semua alat, yakni meja lompat, palang bertingkat, balok keseimbangan, dan lantai. Dewi hanya unggul dari Do Thi Thu Huyen pada nomor palang bertingkat.
Di kelompok putra, pesenam Vietnam juga mengungguli sesama pesenam Asia Tenggara di banyak alat. Di nomor meja lompat, misalnya, Nguyen Ha Thanh masuk dalam 10 besar babak kualifikasi. Sementara pada semua alat, Phuoc Hung mengantongi poin tertinggi.
Di kualifikasi palang tunggal, perolehan poin tiga pesenam Indonesia, yaitu Endriadi, Muhammad Tri Saputra, dan Prayoko, di bawah lima pesenam Vietnam, Thailand, dan Filipina. Sementara di nomor gelang-gelang, Endriadi kalah cemerlang ketimbang Phuoc Hung (Vietnam) dan Kaewpanya (Thailand).
Pelatih senam artistik putri Eva Butarbutar mengakui, peluang Indonesia berat di SEA Games. ”Semua pesenam menunjukkan peningkatan signifikan setahun ini. Namun, itu belum cukup untuk mengimbangi negara lain, seperti Vietnam dan Singapura, yang pembinaannya berkesinambungan,” katanya.
Dia mencontohkan, Vietnam menyusun program jangka panjang dan sejak 2008 menargetkan atletnya lolos ke Olimpiade. Thanh Phan adalah satu bukti. ”Pada 2010, Thanh Phan meraih perak di World Cup,” katanya.
Sebaliknya, senam Indonesia lama vakum. Dalam empat tahun terakhir, baru tahun ini para pesenam Indonesia bisa mencicipi kerasnya lomba di ajang internasional.
”Selama ini pesenam Indonesia tak pernah bertanding ke luar negeri. Baru menjelang SEA Games 2011, kami punya kesempatan,” ujar manajer tim senam SEA Games, Yudi Wahyu Utomo.
Yudi mengakui, pesenam negara-negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Thailand, tampil lebih baik di Tokyo. Namun, hal itu tidak berarti peluang pesenam Indonesia untuk berprestasi dan meraih medali di SEA Games tertutup.
”Kami belum bertanding (di SEA Games). Masih ada waktu untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan. Itu yang harus dilakukan,” katanya.